JAKARTA, (KAPOL).- Ketua MPR RI, H Zulkifli Hasan memberikan pencerahan kepada para pemuda di Institut Desa atau Institut Sarjana Desa (isdesa) saat isdesa melakukan silaturahmi ke kediaman Ketua MPR di Jakarta Jumat (22/4/2017) lalu.
Bang Zul sapaan akrab ketua MPR memeberikan wejangan agar para pemuda bisa berkarya untuk daerah, bangsa dan negara termasuk jangan anti pati terhadap politik.
“Kekuasan itu bisa merubah peradaban.Bagaimana hebatnya peradaban Islam di Eropa dulu, tapi apa yang terjadi sekarang ini.
Makanya para pemuda harus mau bekerja dan jangan anti terhadap dunia politik,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan para pemuda harus mau bekerja dan berkarya. Janga malah menjadi peminta-minta baik ke pemerintah atau pun kepada pihak lain. Karena Islam sangat tidak menganjurkan menjadi seorang peminta-minta.
“Jangan berjiwa peminta-pinta itu derajatnya sangat rendah. Jadilah pribadi yang tangguh dan bisa memberi manfaat bagi masyarakat banyak,” jelasnya.
Wejangan yang diberikan oleh Ketua MPR yang juga Ketua Umum PAN itu sangat mengena dan begitu dalam dirasakan oleh para pemuda di isdesa yang hadir.
“Kami mendapatkan energi baru, apa yang disampaikan oleh Ketua MPR sedikit tetapi sangat kena. Pertemuan yang sangat luar biasa,” jelas Inisiator isdesa, Ai Nurhidayat.
Direktur Isdesa, Deni Ramdani Sagara mengatakan, isdesa sengaja melakukan silaturahmi ke Ketua MPR RI untuk menambah jejaring di isdesa sendiri. Karena memang langkah yang dilakukan isdesa untuk terus mmbangun jejaring dan bergotong royong di bidang intelektual.
“Targetnya jelas bagaimana para pemuda dan sarjana di desa mau bekerja dan berkarya untuk daerahnya. Dan kita sejauh ini terus menularkan gagasan ini hingga ke tingkat pusat dalam hal ini MPR,” ucapnya.
Tegas dia, dengan adanya silaturahmi dengan ketua MPR RI, diharapkan apa yang menjadi pemikiran dalan membangunkan semangat kaum muda di desa, bisa dilakukan di tingkat nasional.
“Gerakan ini diawali dari wilayah Priangan Timur, kemudian menular ke Pantura dan Jawa Barat. Alhamdulillah kini bisa sampai ke Ketua MPR di Jakarta. Mudah-mudahan saja gerakan yang kami lakukan bisa menjadi gerakan nasional,” jelasnya.
Isdesa sendiri lahir dari sebuah kondisi, di mana para sarja dari desa jarang yang mau balik ke desa untuk membangun desanya. Padahal di era perdagangan bebas ini siapapun dan dari maba pun bisa menjadi apapun di negeri ini termasuk bisa menguasai pitensi yang ada di desa.
Makanya isdesa hadir untuk membangunkan semangat para pemuda dan sarjana untuk kembali membangun desanya masing-masing. Agar negara ini bisa besar karena lilin lilin kecil yang ada di desa. Bukan karena gemerlapnya lampu yang ada di Kota. (Abdul Latif)***