Jokowi Ingatkan KIP dan PKH Sesuai Peruntukan

BIROKRASI19 views

BANJAR, (KAPOL).- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) membagikan 1.771 Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan 1.000 Program Keluarga Harapan (PKH) di Taman Kota Lapang Bhakti Banjar, Selasa (16/1/2018).

“Hari ini dibagikan Kartu Indonesia Pintar sebanyak 1.771. Semua kartunya diangkat biar keliatan. Dihitung, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. 1771, ya betul. Silahkan ibu-ibu penerima PKH, diangkat kartunya juga. Dihitung 1,2, 3, 4, 5, 1.000, betul. Jika tidak dihitung nanti keliru,” ujar Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi mengharapkan penerima KIP memanfaatkan kartu tersebut untuk hal yang berguna, seperti pembelian bahan makan yang bergizi atau keperluan anak di sekolah.

“Jika gizi anak harus diperhatikan. Hasilnya itu akan terlihat, anak menjadi cerdas setelah berusia 20 tahun nanti,” kata Jokowi.

Lebih lanjut Presiden berharap, KIP digunakan untuk membiayai keperluan anak di sekolah. Misal, beli buku, beli sepatu, beli seragam, beli tas.

“Jangan sampai KIP dipakai untuk beli pulsa. Kalau ada yang ketahuan Kartu Indonesia Pintar digunakan untuk beli pulsa, nanti kartunya akan dicabut,” katanya.

Adapun rincian besaran KIP, dijelaskannya, untuk SD sebesar Rp 450 ribu, SMP Rp 750 ribu dan SMA, SMK, Kejar Paket sebesar Rp 1 Juta.

Rinciannya di Kota Banjar, dari 1.771 siswa itu. Meliputi, 653 siswa SD, 555 siswa SMP, 119 siswa SMA, 297 siswa SMK dan 147 dari kejar paket A, B dan C.

Kepada penerima PKH, Presiden berpesan supaya dana senilai total Rp 1,89 juta yang diterima dalam setahun dipergunakan untuk keperluan pendidikan maupun gizi anak-anak.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa, mengatakan, PKH itu bisa dicairkan per 1 Februari 2018.

“Mudah-mudahan bermanfaat dan barokah. Apakah ibu-ibu yang menerima PKH merasakan bahagia ?,” tanya Khofifah kepada hadirin dan dijawab kompak bahagia.

Pada kesempatan itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengakui, masih adanya kemiskinan di wilayah Jabar selama ini. Menurutnya, berdasarkan data BPS per September 2017, terlihat penduduk miskin dengan pengeluaran per kapita di bawah garis kemiskinan berjumlah 394 ribu jiwa.

“Jumlah itu, menurun dari sebelumnya 8,71 persen per Maret 2017, menjadi 7,83 persen September 2017, ini penuruan terbesar selama 10 tahun saya menjabat,” ujar Aher seraya menjelaskan pendidikan di Jabar belum merata.

Dijelasakannya, rata-rata lama sekolah di perkotaan 9,92 tahun. Sementara, di kabupaten mencapai 7,22 tahun. Adapun angka partisipasi kasar sekolah menengah tahun 2012 lalu sebesar 67,56 persen. Kemudian, tahun 2016 menjadi 72,62 persen.

Seperti biasanya, setiap kunjungan kerja, Presiden Jokowi memberikan kuis kepada anak SD Marsya dan Ny.Sumiati melafalkan Pancasila. Terakhir, kuisnya itu kepada Yuliani siswi SMKN 1 Banjar untuk menyebutkan 7 pulau di Indonesia. Ketiga orang tersebut berhasil menjawab secara benar dan pulang membawa sepeda.

Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi dalam acara tersebut, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki, Kapolda Jawa Barat, Pangdam 3/Siliwangi, Gubernur Jabar, Wali Kota Banjar Ade Uu Sukaesih dan sejumlah pejabat lainnya. (D.Iwan)***