SUMEDANG, (KAPOL).- Masyarakat Darmaraja terutama warga Desa Karangpakuan, sempat diresahkan oleh beredarnya kabar, adanya orang tak dikenal yang mendata ulama, mesjid dan pesantren di wilayah tersebut.
Kabar tersebut masif menyebar di pesan whats app bahkan di media sosial facebook.
Maraknya penganiyaan terhadap ulama akhir-akhir ini membuat masyarakat menelan mentah-mentah kabar berantai tersebut.
Menurut sejumlah warga setempat, ketika dikonfirmasi terkait kabar tersebut, membantah dan mengaku tidak ada gerakan-gerakan mencurigakan di desanya.
“Kita memang mendengar kabar itu, tapi disini tdak ada orang yang mendata para ulama seperti yang di informasikan oknum yang menyebarkan tulisan bohong tersebut. Saat mendengar kabar itu juga saya langsung menelusuri lokasi,” tutur Kaur Pemerintagan Desa Karangpakuan, Deni Ismail, Sabtu (17/2/2018).
Ia mengakui, pihaknya sempat menemui pengurus DKM mesjid yang ada di kampung tersebut. Namun tidak ada yang menemukan orang yang dicurigai.
Bahkan di kampung tersebut juga tidak ada nama Mesjid Nurul Huda sebagaimana di tulis di whats app yang beredar.
Ketua DKM salah satu mesjid di Dusun Karang Anyar, Desa Karang Pakuan, H. Engkos menyebutkan, bahwa tidak ada orang yang tidak dikenal berkeliaran disekitar mesjid tersebut, bahkan jema’ah mesjid juga masih orang-orang sekitar kampung, tidak ada orang dari luar wilayah.
“Saya baru tau ada isu seperti itu, padahal setiap saat mesjid itu terpantau, dan tidak ada orang yang tidak dikenal, memotret ataupun mendata para ulama, itu yakin kabar bohong,” tegasnya.
Wakil pimpinan pondok pesantren Darul Hikmah, yang ada di desa tersebut, Drs. Asep Suhada, juga menegaskan, hal itu sebuah berita bohong yang hanya ingin meresahkan masyarakat dan para ulama.
Pihaknya mengaku, sempat menerima kabar tersebut dari postingan Whatsapp, namun tidak terlalu ditanggapi, sebab munculnya berita tersebut bukan dari pihak berwenang.
“Kenapa saya yakin bahwa itu berita bohong, karena saya yakin hal seperti itu akan muncul dari pihak-pihak berwenang, dan selama ini kita juga selalu komunikasi dengan pihak-pihak institusi setempat,” katanya
Dia menilai, hal seperti itu jangan langsung di simpulkan mentah-mentah oleh masyarakat maupun para ulama, seharusnya berita-berita seperti itu harus disaring dulu dengan cermat.
“Tak ada rasa resah sedikitpun buat saya, saya cukup santai menyikapinya, karena saya yakin pihak berwenang pun tidak akan tinggal diam,” ucapnya.
Dikonfirnasi terpisah, Kapolsek Darmaraja, Kompol Amrizal M.Nur menegaskan, hasil penelusurannya di wilayah Darmaraja terutama di wilayah yang menjadi pusat berita hoax tidak ada indikasi bahwa berita yang beredar di media sosial (medsos) itu benar.
Amrizal menghimbau kepada masyarakat agar tetap tenang, dan tidak terprovokasi oleh berita-berita bohong.
“Berita ini adalah berita bohong, oleh sebab itu masyarakat harus tenang dan menjalankan ibadah di mesjid dengan khyusu,” ucapnya.
Disamping itu, kewaspadaan pada masyarakat harus tetap ada, dan selalu memperhatikan orang-orang tak dikenal. (Nanang Sutisna)***