CIAMIS, (KAPOL).- Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, DR H Wawan AS Arifien menghimbau kepada seluruh guru di Kabupaten Ciamis agar lebih memperhatikan aktivitas anak didiknya saat istirahat atau saat anak sedang tidak belajar.
Pasalnya kata dia, dengan semakin berkembangnya IT utamanya internet, maka hal-hal yang negatif pun akan cepat dilihat, dipelajari bahkan dipraktekkan oleh anak-anak didik.
Menurut H Wawan, saat ini tengah ramai di youtube dan facebook permainan Pass Out Chalenge atau Skip Chalenge. Permainan tersebut banyak dilakukan anak-anak dan remaja, di mana caranya dengan menekan dada sekeras kerasnya selama beberapa saat sehingga meyebabkan anak tersebut kejang dan pingsan, walau setelah beberapa saat anak itu akan siuman kembali.
Kata H Wawan, permainan ini dianggap mereka menegangkan dan penuh tantangan sehingga merasa jadi orang hebat dengan pengalaman baru tersebut.
Dalam psikologi remaja, mereka ingin dianggap sebagai pemberani, hero dan hebat. Sehingga mereka melakukan hal tersebut untuk menunjukkan bahwa dirinya memiliki adrenalin yang tinggi tetapi dilakukan pada hal yang salah karena membahayakan kesehatan bahkan bisa merenggut nyawa.
“Maka peran guru BP pun harus lebih ekstra mengingat kita khawatir mereka melakukan hal hal yg berbahaya di sekolah. Juga kepada Kepala Sekolah harus banyak menginformasikan bahwa permainan Skip Chalenge pada para siswa dalam upacara bendera, bahwa permainan tersebut sangat berbahaya,” ujar H Wawan Senin (13/3/2017).
Lanjutnya, permainan tersebut tanpa mereka sadari, bakal merusak fungsi otot otak mereka sendiri, karena dengan menekan dada sekeras-kerasnya akan menghentikan oksigen ke otak beberapa saat, padahal oksigen sangat dibutuhkan otak untuk mengatur kesadaran dan keseimbangan tubuh.
“Yang paling bahaya, jika tindakan tersebut terus dilakukan maka fungsi otak akan semakin melemah dan pada akhirnya mengakibatkan kerusakan otak bahkan kelumpuhan,” tegasnya.
Maka dari itu pihaknya berharap, para guru juga orang tua anak, agar segera memberikan informasi bahwa permainan tersebut tidak baik menurut kesehatan juga yang lebih utama adalah tidak diperbolehkan secara agama, di mana kita merusak kesadaran kita sendiri untuk tujuan bermain-main.
“Untuk para guru agar lebih mengontrol saat siswa di sekolah pada waktu waktu senggang, sehingga anak-anak didik kita tidak melakukan pass out chalenge tersebut seperti yang tengah ramai di medsos, karena memang sangat bahaya,” tandas Dr Wawan Arifien.(Jujang)***