Kakek Tiga Cucu Ikut UN Paket A

EDUKASI11 views
Yuswandi, kakek tiga cucu saat mengikuti UN kesetaraan atau Paket A di PKBM Al-Amin Selasa (16/5/2017)***

USIA yang sudah lanjut sama sekali tidak mengendurkan tekad dan semangat Yuswandi untuk mengikuti Ujian Nasional (UN) Paket A.

Pria berusia 54 tahun yang sudah dikaruniai sembilan anak dan tiga cucu ini, tetap semangat untuk terus mengejar ketertinggalannya dalam hal pendidikan.

“Usia saya memang sudah tak muda lagi akan tetapi saya sadar kalau masalah pendidikan tidak ada istilah kata terlambat. Makanya saya putuskan untuk mengikuti Ujian Nasional Paket A agar saya bisa mendapatkan ijazah SD,” ujar Yuswandi saat ditemui usai mengikuti UN Paket A di SD Al-Amin Jalan Otista, Tarogong Kaler, Selasa (16/5/2017).

Diakui Yuswandi dirinya memiliki motivasi yang kuat untuk meraih sukses di usianya yang sudah senja. Di sisi lain dia menyadari kalau untuk mendukung keinginannya itu harus ditunjang oleh legalitas pendidikan (ijazah).

Dia berharap, nasibnya akan mengalami perubahan seiring dengan peningkatan mutu pendidikan dan kepemilikan ijazah dirinya. Pendidikan baginya merupakan jalan penting untuk membuka jalan menuju kesuksesan dan masa depan yang lebih baik.

Yuswandi menyebutkan, semangat yang dimilikinya saat ini bukan hanya sebatas menempuh ujian untuk jenjang pendidikan SD. Lebih dari itu, dia berniat untuk melanjutkan mengikuti ujian jenjang pendidikan selanjutnya yaitu SMP dan SMA.

Tekad dan keinginan kuat yang dimilikinya saat ini, tutur Yuswandi, diharapkan bisa diikuti oleh anak-anaknya yang rata-rata hanya mengenyam pendidikan sampai SMP.

“Saya juga ingin memberikan contoh kepada anak-anak saya seberapa besar pentingnya pendidikan untuk masa depan. Mudah-mudahan mereka mau mengikuti langkah saya ini,” katanya.

Diungkapkan Yuswandi, dia dulu kandas untuk menamatkan sekolahnya hingga SD karena faktor ekonomi keluarga. Akhirnya dia hanya sempat mengenyam pendidikan hingga kelas 4 SD karena harus ikut turun bekerja di sawah untuk membantu orang tuanya.

“Saat itu saya bukannya tak mau melanjutkan sekolah sampai tamat SD. Kondisi ekonomi orang tua saya yang hanya mengandalkan penghasilan dari buruh tani tak memungkinkan saya untuk meneruskan sekolah. Sedih juga saat itu karena harus berhenti sekolah apalagi kalau saya melihat teman-teman saya yang masih sekolah,” ucapnya.

Dengan hanya berbekal ilmu yang didapatnya hanya sampai bangku kelas 4 SD, tambah Yuswandi, diapun pada akhirnya hanya bisa menjadi buruh tani, sama halnya dengan orang tuanya. Tak heran kalau perekonomian keluarganya juga sangat pas-pasan hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Dengan suara lirih, Yuswandi mengungkapkan keinginannya untuk memberikan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anaknya agar nasibnya bisa lebih baik dari dirinya dan orang tuanya dulu.

Dengan alasan itulah, Yuswandi bertekad untuk mengejar ketertinggalannya dalam hal pendidikan dengan cara mengikuti ujian keseteraan mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA.

“Saya juga akan terus mendorong anak-anak saya agar mau mengikuti jejak saya mengikuti ujian kesetaraan paling tidak sampai tingkat SMA. Saya juga telah mewanti-wanti agar anak-anak saya lebih memperhatikan pendidikan anak-anak mereka agar nasibnya bisa lebih baik dari orang tua dan kakeknya,” kata Yuswandi.

Ketua PKBM Al-Amin, Siti Satiah mengatakan, jumlah peserta ujian kesetaraan yang diselenggarakan di PKBM Al-Amin tahun ini berjumlah 30 orang. Mereka berdatangan dari berbagai pelosok daerah.

“Usianya berpariasi dari yang masih muda sampai yang tua seperti Pak Yuswandi. Kebanyakan dari mereka yang mengikuti ujian kesetaraan SD meski ada juga yang ikut dalam Paket B dan Paket C,” kata Siti.(Aep Hendy S)***