Kalah Daya Saing, Kota Tasik Belum Jadi Tujuan Wisata

PERISTIWA16 views

TAWANG, (KAPOL).- Posisi daya saing pariwisata Kota Tasikmalaya dibandingkan dengan pariwisata daerah Kota/Kabupaten lain bisa dikatakan masih di bawah atau rendah. Pasalnya konsep dan program unggulan pariwisata Kota Tasikmalaya masih belum jelas arahnya ke mana dan pengelolaannya masih stagnan atau jalan ditempat.

Selain itu, mind set masyarakat Kota Tasikmalaya masih cenderung kurang terbuka terhadap para pendatang atau orang lain yang datang dari daerah lain.

“Jika berbicara daya saing pariwisata, mungkin perlu kita samakan dulu persepsi pariwisata itu apa. Selama ini memang yang kita tahu daerah tujuan wisata itu yang sudah umum di Jawa barat pasti Pangandaran, Bandung dan sekitarnya, Pelabuhan Ratu, Cipanas Garut,” kayanya.

Kenapa Tasikmalaya khususnya Kota Tasikmalaya tidak disebut atau masuk dalam daftar sebagai salah satu kota tujuan wisata. Karena selama ini mind set masyarakat pada umumnya terhadap pariwista itu hubungannya dengan keindahan alam budaya seni kemudian barang-barang sejarah.

“Padahal pariwisata itu luas tinggal kita bagaimana mengolahnya agar Kota Tasikmalaya bisa berdaya saing dengan daerah lain,” kata Ketua Harian Dewan Peningkatan Daya Saing (DPDS) Kota Tasikmalaya, Wahyu Tri Rahmadi saat ditemui di kantornya, Jumat (3/11/2017).

Menurutnya, Pariwisata itu luas, hanya pemerintah Kota Tasikmalaya atau Dinas terkait harus memilih yang tepat untuk Kota Tasikmalaya mau priwisata apa yang diunggulkan. Sehingga program yang akan dijalankan itu jelas.

Jangan hanya berputar di tempat. Banyak agenda atau kegiatan berbasis anggaran yang tidak menyedot pendatang atau wisatawan baik lokal apalagi mancanegara.

Seharusnya program atau agenda kegiatan pariwisata itu bisa menyedot wisatawan luar bukan hanya menjadi ajang hiburan bagi warga setempat saja. Kota Tasikmalaya belum  siap untuk jadi kota tujuan wisata.

“Definisi secara ringkas pariwisata itu adalah kegiatan ekonomi yang bisa mendatangkan orang dari luar, bukan penduduk atau warga setempat. Tapi orang luar daerah baik lokal.maupun mancanegara tertarik datang ke Kota Tasikmalaya dan mengeluarkan uang untuk belanja di Tasikmalaya. Bisa belanja barang atau belanja jasa. Tapi bukan dalam rangka pekerjaan atau dalam rangka sekolah. Tapi benar-benar datang untuk berwisata ke Kota Tasikmalaya dan menghabiskan uang di Kota Tasikmalaya,” katanya.

Ada tiga faktor yang harus diperhatikan untuk menarik minat wisatawan datang, yakni, Someting to do, someting to buy, someting to see. Tiga faktor itu yang harus kita dalami,  kita bangun dan kita putuskan serta kita perbaiki.

“Orang yang berwisata ini datang dan apa yang akan dikerjakan di Tasikmalaya, jika mau belanja berarti wisata belanjanya yang harus diperbaiki dan kualitas barang yang akan dijualnya harus berkualitas dan memiliki xita rasa seni tinggi. Jika wisatawan jauh-jauh datang ke Kota Tasikmalaya hanya untuk makan, berarti wisata kulinernya yang kita tonjolkan serta beragam makanan harus bisa memikat orang untuk makan di Kota Tasikmalaya. Jika budaya dan sejarah yang akan dikedepankan dalam menjaring wisatawan, maka pihak yang berkopeten harus mampu mengolah situs-situs sejarah dan budaya yang bisa dijual. Tak sedikit heritage, monumen bersejarah ada di wilayah kota belum dikelola dengan baik, lebih baik di buatkan museum nya agar cerita atau sejarahnya bisa disampaikan ke khalayak,” katanya.

Dikatakannya, jangankan untuk bisa berdaya saing dengan daerah lain. Kota Tasikmalaya sendiri tidak jelas apa yang mau dijual untuk bisa menjadi salah satu tujua wisatawan. Padahal nerawal dari bisnis pariwisata, tidak menutup kemungkinan akan berkembang ke bisnis-bisnis lain.

“Itu fakta bukan hanya teori. Bahkan di setiap belahan dunia saat ini tengah berlomba menciptakan sesuatu yang bisa menjadi ikon dan orang ingin datang atau berkunjung. Ketika sudah orang tersebut berkunjung, dari situ akan menggeliat usaha lain yang bisa dijual kepada pengunjung. Wisatawan itu bisa dibilang sebagai jalan awal supaya sebuah daerah itu berkembang dan daya saingnya naik. Ditunjang juga dengan tempat aman, nyaman masyarakatnya ramah atau SDM masyarakat Kota Tasikmalaya bagus. Pendatang akan kerasan dan tidak segan-segan mereka akan mulai berbisnis bahwa  ternyata di tasik menguntungkan,” katanya.

Ditambahkan Wahyu, pihaknya berharap semua elemen duduk bersama membicarakan, apa ke depan Tasikmalaya untuk pariwisata. Sebab, tidak akan lama lagi akan dibangun jalan tol, jika Tasikmalaya tidak ada yang bisa ditinjolkan maka dengan adanya jalan tol maka Tasikmalaya akan dilewat. Sebab orang yang bertujuan wisata ke daerah timur atau pulang ke kamoung halaman di derah timur, mereka enggan singgah ke Kota Tasikmalaya sebat tidak ada tujuan dan hanya menghabiskan waktu saja. Kondisi seperti ini harus dipikirkan bersama agar Kota Tasikmalaya memiliki daya saing wisata yang cukup tinggi dibanding dengan daerah lain. (Erwin RW).