Kasus Stunting di Garut Kedua Terbesar di Jawa Barat

GARUT47 views

CIBALONG, (KAPOL).- Hingga saat ini kasus stunting atau gagal tumbuh pada anak usia 0 sampai 5 tahun di Kabupaten Garut masih terbilang tinggi.

Bahkan kasus stunting di Kabupaten Garut ini menempati urutan kedua terbesar di Provinsi Jawa Barat.

“Kasus stunting di Garut ini memang masih tinggi bahkan di Jawa Barat ini merupakan yang terbesar kedua,” ujar Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, Rabu (7/8/2019).

Dikatakannya, di Kabupaten Garut saat ini ada 10 desa di 7 kecamatan yang merupakan penyumbang kasus stunting yang tersebar di wilayah selatan dan utra.

Ke 10 desa tersebut yakni Desa Simpang Kecamatan Cibalong, Desa Pasirlangu dan Jayamekar Kecamatan Pakejeng, Desa Girimukti dan Karangsewu, Desa/Kecamatan Leuwigoonh, Desa Lembang Kecamatan Leles, Desa Padamukti Kecamatan Sukaresmi, Desa Sukarasa Kecamatan Malangbong, serta Desa Wanakerta Kecamatan Cibatu.

Helmi menyampaikan, Pemkab Garut sejak 2017, telah melakukan penanganan untuk menekan tingginya kasus stunting di Desa Simpang, Kecamatan Cibalong.

Berdasarkan data yang ada, di desa ini terdapat 41 anak yang masuk kategori stunting pada tahun 2017 lalu.

Namun ia menyampaikan, dari hasil peninjauan yang dilakukannnya pada Selasa (6/8/2019) kemarin, jumlah anak stunting di Desa Simpang telah mengalami penurunan.

Namun demikian, monotoring terus dilakukan agar kasusnya tidak kembali naik.

Diakui Helmi, dalam upaya penanganan stunting di Desa Simpang, Cobalong, pihaknya menemukan adanya keanehan.

Pada 2018, penderita stunting telah menurun drastis menjadi 12 anak akan tetapi hingga pertengahan tahuun ini kembali naik menjadi 18 anak sehingga pihaknya langsung mengintruksikan Dinas Kesehatan untuk mencari tahu penyebabnya.

“Jika dilihat dari jumlah anak yang ada di Desa Simpang yang mencapai 355, penderita stunting saat ini hanya berkisar 5,07 persen. Jumlah itu terbilang masih dalam batas normal tapi tentunya akan lebih baik jika masih bisa ditekan lagi,” katanya.

Selain masalah fisik, Helmi juga mengaku khawatir jika anak-anak stunting ini juga megalami gangguan dalam perkembangan otaknya.

Oleh karena itu, sudah seharusnya kasus stunting ini benar-benar mejadi perhatian seluruh pihak di Garut.

Masih menurut Helmi, secara keseluruhan kasus stunting di Garut pada 2017 mencapai 43 persen. Angka ini dinilainya cukup tinggi sehingga masuk kedua terbesar di Provinsi Jawa Barat.

Helmi menilai, stunting ini terjadi dikarenakan asupan gizi yang kurang baik pada anak.

Pemerintah pun telah memberikan makanan untuk menambah gizi dengan harapan bisa menekan tingginya kasus stunting di Garut.

“Kami akan terus memantau dan fokus dalam upaya penanganan stunting ini. Saya pun akan berkeliling ke setiap desa yang kasus stuntingnya tinggi,” ucap Helmi.

Lebih jauh diutarakannya, hasil peninjuan di lapangan ternyata masih ada kendala dalam upaya penanganan dan pencegahan stunting di Garut.

Banyak orang tua yang mengeluhkan sulitnya memenuhi asupan makanan yang bergizi pada anaknya meskipun sudah ada bantuan dari pemerintah.

Hal ini dikarenakan sang anak merasa bosan jika terus-terusan diberi makan biskuit sehingga haruis dicari cara lain.(Aep Hendy S)***

Foto | Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman saat memantau perkembangan kasus stunting di Puskesmas Maroko, Kecamatan Cibalong, Selasa (7/8/2019).