INDIHIANG, (KAPOL).- Banyaknya undangan silaturahmi kepada Rani Dicky Candra kini merambah menjadi permintaan mengisi tausiyah. Dalam satu hari, permintaan mengisi tausiyah itu mencapai 4-5 titik. Terlebih di Pilkada Kota Tasikmalaya serentak ini dilarang memberikan materi kampanye di tempat ibadah.
“Kaget juga, dari silaturahmi sekarang diminta tausiyah di mesjid. Padahal saya masih fakir ilmu,” ujarnya ketika mengisi tausiyah di Kp. Babakan Peundeuy Kelurahan Sukamaju Kaler Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, Rabu (14/12/2016).
Meskipun begitu, ia mencoba yang terbaik dan menjalankan nasihat dari keluarga Abah Anom dalam menyampaikan dakwah.
“Dari uwa, aki dari keluarga Abah Anom itu nasihatnya sampai kan satu ayat, bisa dapat pahala dari berkah silaturahmi,” katanya.
Namun ia merasa keberatan jika dipanggil ibu ustazah. Pasalnya gelar tersebut berarti guru bagi masyarakat. Sementara ilmu dari pendidikan pesantren yang dikecap belum cukup dan jauh dari sempurna.
“Saya bukan ustazah ataupun motivator. Mudah-mudahan hikmah tidak berkampanye di tempat ibadah itu membawa kebaikan bagi pribadi, lebih bijak dan dewasa dalam menghadapi sesuatu,” katanya yang pernah menjadi pembawa acara tafsir di salah satu stasiun televisi swasta.
Tokoh masyarakat setempat, Yayan mengatakan bukan di masjid lingkungannya saja permintaan tausiyah dari masyarakat kepada Rani Dicky Candra. Bahkan sudah ada lima permintaan mengisi tausiyah muludan dan rajaban di wilayah Kecamatan Indihiang.
“Masyarakat antusias, dengan catatan tidak boleh kampanye. Ada beberapa DKM yang ingin mengundang, apalagi dari keluarga Teh Rani ingin menyedekahkan ilmu yang dimiliki,” katanya. (Inu Bukhari)