TASIKMALAYA, (KAPOL).-Panti rehabilitasi orang dengan gangguan jiwa Yayasan Mentari Hati atau yang lebih dikenal Keris Nangtung Kota Tasikmalaya enggan tampung calon legislatif yang stres pasca pencalonan. Pasalnya depresi akibat nyalon dibuat dan atas keinginan sendiri.
“Kita fokus ke orang terlantar, kalau ada yang mengantar ke sini dari keluarganya saya tolak. Waktu Pileg 2014 lalu saja kedatangan tiga caleg yang stres. Tapi dari daerah Jawa dan Tangerang,” kata Ketua Yayasan Mentari Hati Tasikmalaya, Dadang Heryadi, Rabu (27/3/2019).
Ia memprediksi, bakal banyak calon yang mengalami gangguan jiwa ketika tidak berhasil duduk di parlemen. Terlebih situasi saat ini banyak dirundung masalah, mulai dari lemahnya perekonomian hingga berapa uang yang sudah dikeluarkan.
“Lihat saja nanti, saya prediksikan bakal lebih banyak. Sudah mah uang sekarang susah didapat, lalu dibagikan dan ternyata kalah jumlah suara. Hulang-huleng, stres we jeung ngamuk,” katanya berseloroh.
Pihaknya membuat pengecualian jika ada yang ngamuk di jalan dan ditelantarkan keluarganya. Terutama dari luar daerah dan dibawa aparat ke lokasi rehabilitasi di kawasan eks Terminal Cilembang Kota Tasikmalaya.
“Ya kalau dia dari daerah luar, kemudian terlantar di sini dan meresahkan warga sekitar. Baru saya terima. Itu juga ditempatkan di tempat yang paling kotor, bonganan stres dibuat sendiri,” ujarnya.
Sejauh ini, pihaknya juga selalu mengarahkan ke lokasi terapi medis ataupun religi. Apalagi jika dilihat dari kapasitas dan tingkat perekonomian seorang calon tergolong mampu. “Gak mungkin juga mau ke sini, bahkan biasanya malah disembunyikan,” ujarnya.
“Semestinya seseorang sudah bisa mengukur kemampuan dan kapasitas sekaligus mental. Jika sekiranya kecil kemungkinan untuk menang, jangan memaksakan diri. Dengar-dengar juga sekarang banyak tes dan kebutuhan lain harus mengeluarkan biaya, sekarang masuk masa kampanye dan sudah dekat hari-H,” katanya. (Inu Bukhari)***