SINGAPARNA, (KAPOL).- Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PS NU) Pagar Nusa harus dipimpin oleh kader yang berdarah NU. Nasab NU ini, baik secara keturunan maupun bernasab keilmuan yang menjadi pegangan seluruh warga NU.
“Ketua NU itu harus dilihat, dari mulai pribadinya, orang tuanya sampae kakek buyutnya harus NU. Karena kalau tidak selektif dalam memilih, sudah banyak kejadian Pagar Nusa hanya dijadikan alat untuk memisahkan diri dari induknya, yaitu NU,” demikian diungkapkan KH. Ubaidillah Ruhyat, Ketua PW PS NU Pagar Nusa Jawa Barat saat memberikan sambutan pada Pembukaan Konferensi Cabang III Pagar Nusa Kabupaten Tasikmalaya, Kamis, 20 Juli 2017.
Dalam acara yang diselenggarakan di Aula PC NU Kabupaten Tasikmalaya ini, Abah Ubed, begitu beliau biasa dipanggil, menambahkan, selain itu, Ketua Pagar Nusa juga harus bisa bermain silat dan berkelahi. Karena ketua akan memimpin para jawara yang menjadi benteng para ulama.
“Selain melestarikan buadaya, para jawara harus mampu menjadi benteng para ulama dan pesantren,” tegasnya.
Kriteria-kriteria calon ketua ini, beliau menambahkan, untuk membentengi organisasi warga nahdliyin ini dari penyusup-penyusup yang ingin memecah belah dan menjauhkan organisai dari para ulama dan masyarakat.
“Sebagaimana yang kita ketahui, rongrongan, cacian atau fitnah dari ormas-ormas beraliran radikal yang dialamatkan kepada NU, baik secara struktural maupun ke personal kiai dan pengurus NU, terus berdatangan. Untuk itu, saya nitip kepada calon ketua dan Pengurus Pagar Nusa yang akan datang, nitip NU,” paparnya.
Sementara itu, dalam pembukaan Konfercab ini dihadiri oleh Ketua dan Sekretaaris PW PS NU Pagar Nusa Jawa Barat, Ketua, Sekretaris dan Bendahara PC NU Kabupaten Tasikmalaya, Banon-banom, pewakilan Kapolres Kabupaten Tasikmalaya, perwakilan Dandim 0612 Taskmalaya, perwakilan Fraksi PKB Kabupaten Tasikmalaya dan undangan yang lain. (Jani Noor)