CIJULANG, (KAPOL).-
Peran serta Ulama atau orang yang memiliki ilmu agama dalam dalam berbangsa dan bernegara begitu sangat dibutuhkan.
Sampai-sampai perjuangan meraih kemerdekaan RI maupun dalam memertahankan dan sekarang membangun NKRI tak bisa lepas dari kiprahnya ulama.
Adalah KH Asep Maoshul Affandy yang secara gamblang menegaskan bahwa para Ulama sudah saatnya turun memimpin negara. Pasalnya, degradasi moral diseluruh kalangan begitu sangat mengkhawatirkan bagi keberlangsungan suatu negara.
Maka, ujarnya, kenapa ia berani masuk legislatif dan menjadikan sejumlah keluarga Ponpes Miftahul Huda Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya duduk di Pemerintahan juga karena seburuk-buruknya birokrat kalau orangnya tahu agama tidak akan begitu buruk.
“Maka saya juga di Pilgub 2018 akan nyalon. Karena Jawa Barat butuh sosok Ulama pengayom, pelindung yang paham akan kultur masyarakat dan kepesantrenan,” kata KH Asep saat reses di Yayasan Adz-Dzikri Ponpes Manarul huda, Dusun Barengkok, Desa Cijulang Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran, Jum’at (1/4/2016).
Memang, tutur putra KH Khoer Affandi (Alm) ini ada dua pendapat dalam menyikapi pemerintahan di para ulama. Pertama yang berkaidah bahwa ulama cukup ditataran strategis dan kedua di praktis.
“Keduanya sangat baik, tinggal berbagi peran sesuai keahlian masing-masing,” ucapnya.
Untuk itu, selaku anggota Komisi 2 DPR RI yang membidangi persoalan Dalam Negeri, KPU, Pertanahan, Arsip Negara dan sebagainya, Asep lebih memilih ke tataran praktis karena terjun langsung sangat berbeda kalau sekedar melihat dari luar.
“Kebijakan bisa langsung diarahkan karena kita pelaku. Berbeda kalau diluar sekedar memberi arahan tanpa ada kewajiban dilakukan itu kebijakan karena pemimpin negaranya bukan kita. Maka saatnya ulama terjun memimpin negara,” tuturnya. (Jani Noor)