BANJAR, (KAPOL).- Adanya Musabaqah Kitab Kuning (MKK) yang digagas DPP PKB dan DKN Garda Bangsa disambut baik seluruh Pondok Pesantren di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU).
Pasalnya dengan adanya Musabaqah tersebut akan semakin dikenal apa itu Kitab yang biasa diajarkan di Pesantren.
Akan tetapi ada usulan dari Pimpinan Ponpes Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Langensari Kota Banjar Jawa Barat, KH Munawir Abdul Rohim agar nama istilah sebutan kitab diganti. Hal itu agar lebih mengena dengan syiar yang dikembangkan Nahdlatul Ulama.
“Jangan disebut Kitab Kuning tapi Kitab Turosh (tradisi) Ahlussunah Waljamaah. Sehingga Musabaqah pun namanya Musabah Kitab Turosh Aswaja misalnya,” kata KH Munawir saat membuka Musabaqah Kitab Kuning (MKK) tingkat Kota Banjar di Ponpes yang dipimpinnya, Sabtu (15/4/2017).
Menurut KH Munawir memang tak salah disebut Kitab Kuning karena berdasar kertas kitab berwarna kuning. Namun kuning juga identik dengan warna salah satu partai sehingga akan bias kalau digelar oleh PKB.
“Ini usul bukan kritik. Silakan sampaikan ke pusat,” ujarnya.
Ketua DKW Garda Bangsa Jabar, Ahmad Irfan Alawi menyambut baik masukan dari KH Munawir. Segera disampaikan ke DPP untuk dikaji kembali akan usul tersebur.
“Masukan yang sangat baik sekali karena istilahnya jangan kuning karena khawatir diklaim parpol lain. Tapi Insya Allah isinya tak kekuning-kuningan..hehe. Dan saya setuju dengan sebutan Kitab Turosh, Kitab Tradisinya Aswaja,” ucapnya.
MKK yang digelar di seluruh Kota Kabupaten Jawa Barat sudah hampir selesai. Dan tinggal menggelar Semi Final yang akan digelar di lima zona Jawa Barat.
MKK Kota Banjar diikuti 41 peserta untuk empat kategori yakni Hifdun Nadhom Alfiah Ibnu Malik, Qiroatul Khutub Ihya Ulumudiin, Fidun Nadhom Imrithi dan Qiroatul Kutub Fathul Qorib. (Jani Noor)***