
SUKARAME, (KAPOL).- Tasikmalaya memiliki tokoh pahlawan nasional. Ya. Sejarah mencatat nama KH Zainal Mustofa sebagai tokoh pahlawan nasional dari Tasikmalaya yang mendedikasikan hidupnya demi perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Untuk menghormati dan mengenang jasa kepahlawanannya, nama KH Zainal Mustofa diabadikan sebabagai nama jalan di jantung utama Kota Tasikmalaya.
Kali ini, cerita perjuangan KH Zainal Mustofa akan diangkat ke layar lebar. Yayasan KH Zainal Mustofa yang bekerjasama dengan Sultan 21 Picture Persent, proses garapan film tersebut kini tengah dimulai. Rencananya film yang diberi judul “Sang Singa Singaparna” ini akan diputar pertama kali di Tasikmalaya.
Sutradara sekaligus penulis skenario, Abay mengatakan film semi kolosal ini akan mengangkat latar setting waktu di zaman penjajahan Jepang, sekitar tahun 1942 sampai dengan 1944. Kala itu, kata Abay, KH Zainal Mustofa menjadi salah satu tokoh yang dengan keras melawan kebijakan Jepang untuk memberikan hormat pada matahari dan kaisar Jepang karena dianggap sudah melenceng dari akidah.
“Bagian ini kami anggap paling heroik dari sekian banyak cerita lainnya tentang sosok KH Zainal Mustofa,” kata Abay usai melakukan casting pemain figuran di MAN Sukamanah Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (18/12/2016).
Prosesnya sendiri, lanjut Abay, sudah dimulai sejak dua bulan ke belakang. Rencananya proses syuting sendiri akan dimulai pada 26 Desember 2016 mendatang. Lokasi syuting film yang melibatkan ratusan orang ini rencananya akan dilakulan di beberapa titik di wilayah Kabupaten Tasikmalaya yang dianggap masih sesuai dengan keadaan tahun 1942-1944.
“Ada di Sukaratu, Manonjaya, termasuk di pendopo lama Kabupaten Tasikmalaya dan di Cilembang,” kata Abay.
Untuk skenarionya sendiri, lanjut Abay, diambil dari riset yang dilakukan di lapangan. Terutama komunikasi dengan keluarga besar KH Zainal Mustofa di Pondok Pesantren Sukamanah. Termasuk beberapa saksi hidup yang saat ini masih ada.
Sementara itu, difilmkannya sosok KH Zainal Mustofa mendapatkan sambutan hangat dari keluarga besar Yayasan Pondok Pesantren KH Zainal Mustofa Sukamanah. Salah seorang perwakilan keluarga, H. Yusuf Mustahafa Hazim mengatakan film ini sangat direspon dengan baik oleh keluarga. Pasalnya, kata dia, sutradaranya mau koordinasi dengan pihak pesantren.
“Sebagai muslim kami berharap sejarah yang ditayangkan kembali ini benar-benar jadi pelajaran bagi umat muslim pada khususnya, bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia ini diperjuangkan oleh kaum santri, di antara adalah KH Zainal Mustofa,” ujar Yusuf. (Imam Mudofar)