Kiai Makruf: “Persoalan DKI Jangan Dibawa ke Jabar”

POLITIKA15 views

SINGAPARNA, (KAPOL).- Disela peresmian Kantor PCNU Kabupaten Tasikmalaya di Jalan Badak Paeh Singaparna, “KAPOL” mencoba mewawancarai KH Makruf Amin perihal Pilgub Jabar yang sudah di depan mata.

KH Makruf berpesan jangan sampai persoalan Pilgub DKI dibawa ke Jawa Barat karena Jawa Barat berbeda dengan DKI.

“Jawa Barat itu muslim dan dekat dengan Ulama. Jangan bawa isu-isu sara ke Jawa Barat,” kata Kiai Makruf, Rabu (26/4/2017).

Menurut Rais Am PBNU yang juga Ketua Umum MUI ini, sudah menangkap isu-isu politik di DKI dibawa ke Jawa Barat. Misal mendiskreditkan Parpol pengusung Ahok sehingga calon mana yang diusung partai itu jangan dipilih.

“Ya jangan begitulah. Pemilihan itu soal calon. Memenuhi kriteria masyarakat atau tidak,” ujarnya.

Untuk itu, Calon juga harus paham kriteria masyarakat Jabar itu seperti apa karena dalam pandangan Kiai Makruf bahwa Jabar butuh pemimpin Pemerintahan yang membangun Kota serta Desa.

“Jadi orientasinya bukan partainya apa, tapi calonnya paham apa tidak tentang jawa barat,” ucapnya.

KH Makruf menyayangkan isu yang menimpa Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi yang beredar belakangan ini. Namun sudah diklarifikasi bahwa Ridwan Kamil bukan syiah dan Dedi Mulyadi bukan wiwitan.

“Keduanya tinggal terus mengklarifikasi, apalagi Dedi itu pengurus NU Purwakarta dan Ridwan Kamil sudah terlihat mendekat ke NU,” tuturnya.

Meski demikian, Kiai Makruf mengakui pernah meminta Dedi untuk berijtihad pada Ulama tidak berijtihad sendiri yang dijawab Dedi pasti mengikuti Ulama tapi Ulamanya Ulama NU.

“Maka Dedi bagus itu. Kitab Kuning jadi program sekolah-sekolah di Purwakarta. Dan Ridwan Kamil tinggal membuktikan apakah Syiah atau bukan. Yang jelas Jabar itu butuh pemimpin yang bisa membangun kota dan desa,” ujarnya.

Kiai Makruf juga menilai sosok Ridwan Kamil pemimpin yang membangun fisik, sementara Dedi membangun kuktur. Kalau keduanya disatukan sangat bagus memimpin Jawa Barat.

“Bagus itu kalau Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi berpasangan. Manis pokoknya. Apalagi Ridwan Kamil menguasai perkotaan, sementara Dedi Mulyadi di pedesaan,” tuturnya.

Saat ditanya sosok Uu Ruzhanul Ulum, Kiai Makruf merasa belum banyak mengenal Uu karena bertemunya juga baru hari ini.

“Terpenting warga NU harus memilih calon dari NU. Yang peduli ke NU karena NU mayoritas di Pedesaan,” katanya.

Sementara itu, Uu Ruzhanul Ulum mengakui kalau popularitas dia masih tertinggal dari Ridwan Kamil maupun Dedi Mulyadi. Namun popularitas juga bukan jaminan seperti Pilgub DKI yang akhirnya dimenangkan calon yang sebelumnya tak populer.

“Terpenting saya ini NU. Bukan kultur saja tapi pengurus NU,” ucap Uu.(Jani Noor)***