TASIKMALAYA, (KAPOL).-
Sebagai organisasi yang memiliki sejarah penting di negeri ini, Paguyuban Pasundan terus membuktikan kiprahnya dalam mencerdaskan anak bangsa. Tak heran, kini di bawah naungan nama besar Pasundan, setidaknya telah hadir empat universitas dan 110 sekolah berbagai jenjang dari SMP hingga SMA/SMK dari organisasi yang memasuki usia 103 tahun ini. Jumlah tersebut pun tidak menutup kemungkinan terus bertambah.
“Pendidikan menjadi salah satu bidang utama Paguyuban Pasundan, karena kita ingin memerangi kebodohan di masyarakat. Dengan pendidikan yang baik, masa depan negeri ini akan lebih cerah,” ujar Ketua Umum Paguyuban Pasundan Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi M.Si dijumpai seusai pelantikan pengurus Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, di Gedung Galih Pawestri, Kamis (20/10/2016) kemarin.
Saat ini, mantan Rektor Universitas Pasundan tersebut, mengatakan pihaknya tengah mempersiapkan program studi baru dalam mendukung visi-nya di bidang pendidikan. “Kami mencoba menghadiran Fakultas Kedokteran, apalagi mengingat yang pertama kali mendirikan Paguyuban Pasundan tahun 1913 lalu itu adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran. Tentu ini akan semakin melengkapi prodi-prodi yang sebelumnya telah ada,” ujar dia.
Kiprah lembaga pendidikan swasta ternama di Jawa Barat ini pun tampaknya tak dapat dianggap remeh. Pasalnya, salah satu universitas di bawahnya, yakni Universitas Pasundan bahkan hingga memiliki “tiga negara binaan” sebagai bentuk pengabdian Tri Dharma pihaknya. Sebut saja, Republik Fiji, Kepulauan Solomon, dan Papua Nugini menjadi bagian daripada itu.
“Kita sangat bangga, Unpas yang memiliki grade tertinggi ini juga membuat negara-negara tersebut tertarik. Lantaran teknologi dan peralatan yang kita miliki, negara-negara Pasifik tersebut umumnya memiliki potensi ketela pohon yang semula langsung mereka ekspor ke Australia dan RCC. Setelah kita bina, ketela-ketela itu kini dijual dalam bentuk olahan tepung,” jelas Prof. Didi.
Tidak heran, Prodi Teknik Pangan Unpas inipun sukses menduduki peringkat pertama di Indonesia, mengalahkan dua universitas negeri, yakni IPB dan UGM.
Selain itu, menurut Didi, dalam dunia pendidikan, pihaknya pun berkomitmen untuk terus memberikan nilai tambah bagi para siswa dan mahasiswanya. “Salah satunya kita ingin menambahkan dalam kurikulumnya penguatan lebih di nilai-nilai Agama, agar masyarakat bisa merasa betul nilai lulusan kita ini,” ujarnya. (Astri Puspitasari)***