KLB Difteri di Garut, Tak Ada Kepastian Imunisasi Masal

LINIMASA7 views

GARUT, (KAPOL).- Sejumlah wilayah di Jawa Barat termasuk Kabupaten Garut kini dilanda wabah difteri. Tercatat sedikitnya 125 warga Jawa Barat terserang wabah yang membahayakan ini yang telah menyebabkan kematian 13 orang.

Dengan merebaknya kasus difteri ini, Jawa Barat pun kemudian ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB).

Namun hingga kini belum ada kepastian dari pemerintah kapan akan dilaksanakan imunisasi difteri masal.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, Tenny Swara Rifai, menjelaskan meskipun di daerahnya sudah ditemukan kasus difteri bahkan sudah menyebabkan kematian, akan tetapi pihaknya tak bisa begitu saja melaksanakan imunisasi masal difteri.

Sampai saat ini pihaknya masih menunggu arahan dari Kementerian Kesehatan atau Dinkes Provinsi Jawa Barat untuk pelaksanaannya.

“Belum ada kepastian kapan di Garut akan kita laksanakan imunisasi difteri masal. Kita masih menunggu arahan dari Kemeterian ataupun Dinkes Jabar,” ujar Tenny, Selasa (12/12/2017).

Diakui Tenny, dua hari lalu di Kabupaten Garut serangan wabah difteri telah merenggut korban jiwa.
Seorang warga Kampung Ngamlang, Kecamatan Pakenjeng atas nama Aidah (32), meninggal dunia saat dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut.

Selama ini, persiadaan vaksin difteri di Garut sendiri masih mengandalkan pengadaan dari pihak Provinsi atau Pusat.

Menurutnya, kematian Aidah terjadi karena terlambatnya penindakan oleh pihak keluarga. Penderita baru dibawa ke rumah sakit setelah dalam kondisi tidak sadarkan diri.

“Pelayanan yang dilakukan pihak rumah sakit sebenarnya sudah sesuai standar. Hanya memang, saat tiba di rumah sakit, kondisi pasien sudah parah dan tak sadarkan diri,” katanya.

Berdasarkan penelusurannya, tutur Tenny, Aidah merupakan warga yang tidak memperoleh imunisasi difteri sebelumnya.

Hal ini menyebabkan Aidah tak mempunyai kekebalan sehingga dengan mudah terserang difteri.

Menyinggung masalah pelaksanaan imunisasi difteri masal, Tenny menerangkan saat ini untuk daerah Jakarta sudah mulai dilaksanakan.

Sedangkan untuk wilayah Indonesia, berdasarkan data yang dimilikinya ada sekitar sebelas provinsi yang dinyatakan KLB difteri.

“Kemungkinan besar di Garut juga akan segera dilaksanakan imunisasi ulang difteri. Namun untuk waktunya memang masih belum ada kepastian karena kita harus menunggu arahan dari pusat atau Dinkes Provinsi,” ucapnya.

Tenny pun mengingatkan warga agar terus meningkatkan pola hidup sehat sebagai upaya pencegahan sementara serangan difteri. Mengkonsumsi gizi yang cukup bisa menghindari terjadinya inveksi tubuh sehingga hal ini sangat dianjurkan.

“Terus gencar mengkampanyekan hidup sehat, makan sayur-buah, kadang-kadang di daerah jarang melakukan ini. Karena kekurangan gizi, tubuhnya jadi mudah terinveksi virus termasuk difteri ini,” pesannya.

Informasi yang dihimpun, Dinas Kesehatan Jawa Barat mulai melakukan imunisasi serentak atau Outbreak Response Imunization Difteri (ORI Difteri) pada Senin (11/12/2017).

Imunisasi diberikan kepada anak usia 1-19 tahun di lima kabupaten dan kota dengan angka difteri tertinggi di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi dan Kota Depok.

Ditargetkan sebanyak 3.629.178 anak menjadi sasaran ORI Difteri.

Rinciannya anak usia 1-5 sebanyak 886.877 anak, anak 5-7 tahun sebanyak 452.372 dan usia 7-19 tahun sebanyak 2.289.928 orang.(Aep Hendy S)***