TAWANG, (KAPOL).- Mediasi penghinaan Pesantren Bahrul Ulum Awipari oleh oknum FPI berinisial Y berlangsung di Kantor PCNU Kota Tasikmalaya berjalan lancar.
Ratusan massa santri dan alumni Ponpes yang sejak tadi pagi berkumpul di Jalan dr. Soekardjo akhirnya pulang setelah pelaku meminta permohonan maaf langsung ke Keluarga Pesantren dan Ketua NU Kota Tasikmalaya.
Kendati demikian, amarah massa tak bisa dikendalikan ketika pelaku dengan pengawalan Kapolres Tasikmalaya Kota, Ketua NU serta pengurus FPI akan dievakuasi ke mobil.
Mereka malah mengejar pelaku dan melempar mobil dengan air mineral bahkan batu.
Beruntung amarah tersebut bisa diredam setelah Rois atau Kepala Santri Ponpes Bahrul Ulum, Sudur (35), langsung berteriak melalui megapon bahwa siapa saja santri yang tidak turut akan berurusan dengan dia di Pesantren.
“Geus geus. Itu geus menta maaf. Tapi proses hukum terus lanjut. Mun teu nurut urusanna eunggke di kobong,” kata Sudur sambil menghalau sejumlah santri yang terus merangsek mendekati mobil.
Karena ancaman Rois Santri itu, massa pun satu persatu diam dan kembali tenang kemudian Dewan Kiai Pesantren bahrul Ulum, Ajengan Aos mahrus meminta mereka kembali ke pesantren untuk mengaji kembali.
“Ieu pelajaran jang urang sarerea. Itu geus menta hampura. Tapi tetep hukum mah lanjut. Hayu urang mulang deui ka pasantren,” ujarnya.
Selepas situasi tenang, Sudur selaku Rois menjelaskan senjata utama santri adalah kobong. Ketika ia memperingatkan akan berurusan dengan Rois di Kobong, santri pun akan paham.
Dan kata perintah ini memang sangat ampuh pasalnya kobong tempat tidur sekaligus tempat menyelesaikan segala masalah jika ada santri yang berbuat diluar aturan pesantren.
“Ku kitu ge cekap. Mun urusanna tos di kobong, pasti santri parahameun,” tuturnya. (Jani Noor)