Korban Cimanuk, Ngaku Jenuh Tinggal di Pengungsian

GARUT, (KAPOL).- Korban banjir bandang Sungai Cimanuk pada 2016 lalu berharap bisa segera memiliki tempat tinggal.

Mereka mengaku jenuh tinggal dilokasi pengungsian yang lamanya sudah lebih dari satu tahun.

Bahkan mereka audah bosan dengan mendengar rencana Pemda Garut yang berjanji akan segera merelokasi ke rumah tetap.

Namun, janji tersebut dianggap para pengungsi isapan jempol dan sampai saat ini tak jelas kepastiannya.

“Abdi mah jenuh, tos kesel calik wae di pengungsian teh. Ari Pamarentah ngan hayoh weh janji sareng janji. Saurna mah sasih Juli kamari, teras Desember, ayeuna tos Januari 2018, teu acan keneh ngalih. Malihan saurna bade diperpanjang genep sasih deui,” kata Ny. Tini Rostini (55) warga pengungsi di Kantor LPSE Jalan Pramuka, Kel. Pakuwon, Garut Kota.
Hal senada diungkapkan sejumlah korban yang tinggal dibeberapa lokasi pengungsian lainnya.

Bahkan, mereka mengaku sudah tak percaya lagi dengan janji-janji yang dikatakan Pemerintah Daerah dan Bupati Garut.

“Ti baheula hayoh weh ngan janji akan segera, akan segera jeung akan segera dipindahkan. Buktina mana nepi ka ayeuna ge kieu weh,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemukiman dan Perumahan Kab. Garut, Aah Anwar mengatakan, memang sebelumnya para korban yang tinggal dilokasi pengungsian akan dipindahkan pada Desember 2017 lalu.

Namun, masih ada bangunan yang hingga kini belum tuntas dikerjakan.

Sekarang dalam tahap ahir seperti pembangunan rumah tapak di lengkongjaya, Kec. Karangpawitan, yang dibangun oleh Dompet Duafa,

“Karena masih ada sekitar 10 unit lagi belum beres. Kalau dipaksakan, kasihan juga kepada korban yang belum beres rumahnya. Makanya ahir Januari ini semua pengungsi sudah bisa pindah, baik ke rumah tapak maupun rumah susun. Kami sudah mengirim surat ke Domper Duafa agar segera menyelesaikan pembangunan rumahnya,” kata Aah, Minggu (21/1/2018).

Aah menuturkan, di kawasan Lengkongjaya itu terdapat tiga titik lokasi pembangunan rumah tapak yang jumlah keseluruhanya sebanyak 360 unit.

Sedangkan di daerah Margawati Garut Kota dibangun rumah susun dua tower, yang setiap towernya berisi 70 unit rumah.

“Jadi begini, akhir Januari ini kami targetkan semua pengungsi sudah pasti pindah. Sekarang kami terus koordinasi dengan pihak ketiga yang membangun perumahan tersebut. Karena yang membanguna rumah itu dari beberapa pihak,” katanya. (Dindin Herdiana) ***