TARKI, (KAPOL).- Hujan deras yang melanda wilayah Kabupaten Garut pada Selasa (20/9/2016) malam, telah menyebabkan banjir bandang di sejumlah daerah. Tidak hanya mengakibatkan ratusan rumah terendam dan hanyut, bencana ini bahkan telah menyebabkan puluhan warga tewas.
Menurut Kepala Seksi Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, TB Agus Sofyan, hingga Rabu (21/9/2016) malam, jumlah korban meninggal akibat banjir bandang di Garut telah mencapai 23 orang. Sementara itu 15 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian.
“Hingga Rabu pukul 18.20 WIB, jumlah korban tewas yang sudah ditemukan mencapai 23 orang. Korban terbaru ditemukan di aliran Sungai Cimanuk di wilayah Sumedang pada pukul 16.00 WIB yaitu ibu dan anak,” ujar Agus.
Namun identitas pasti dari dua korban yang ditemukan di kawasan Sumedang tersebut, diakui Agus belum bisa disebutkan. Saat ini jenazah keduanya masih dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Guntur Garut untuk terlebih dahulu diidentifikasi.
Dikatakannya, berdasarkan laporan warga, saat ini masih ada 15 orang lainnya yang dikabarkan hilang. Petugas Tim SAR yang terdiri dari berbagai unsur masih terus melakukan upaya pencarian.
Upaya pencarian juga melibatkan sejumlah alat berat. Alat berat digunakn untuk pencarian di perkampungan yang rata dengan tanah.
Korban yang hilang, tutur Agus, bisa saja karena tertimpa puing-puing reruntuhan bangunan atau juga terbawa arus sungai. Agus berharap petugas bisa secepatnya menemukan para korban hilang.
Menurutnya, sebagian besar dari para korban yang tewas dalam peristiwa banjir bandang tersebut merupakan warga Kampung Lapang Paris, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, tak jauh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut.
“Selain warga Kecamatan Tarogong Kidul, korban meninggal ada juga yang berasal dari Kecamatan Bayongbong, Garut Kota, dan daerah lainnya sepanjang bantaran Sungai Cimanuk,” kata Agus.
Banjir bandang akibat luapan air yang sangat deras dari Sungai Cimanuk tersebut, tambahnya, tidak hanya menimbulkan korban jiwa. Dipastikan, kerugian materi yang ditimbulkan akibat bencana ini cukup besar.
Disebutkannya, untuk sektor pertanian, terdapat ratusan hektare lahan yang rusak yang terdiri dari areal persawahan dan perkebunan. Berdasarkan laporan Dinas TPH (Tanaman Pangan dan Holtikultura) Kabupaten Garut, luas lahan pertanian yang terkena banjir bandang mencapai 126 hektare. Agus memaparkan, 118 hektare terdiri dari areal sawah padi, dan 8 hektare merupakan lahan tanaman jagung.
“Dari lahan pertanian yang rusak itu, lahan yang mengalami puso untuk tanaman padi mencapai sekitar 104 hektare dan jagung 8 hektare. Sedangkan jumlah kerugian produksi akibat bencana ini diperkirakan mencapai 672.000 kg gabah kering panen (GKP) dan 56.000 kg jagung, dengan asumsi produktivitas 6 ton per hektare untuk padi, dan 7 ton per hektare untuk jagung. Sementara taksiran kerugian ekonomi di sektor pertanian akibat bencana ini mencapai Rp 2,8 miliar dengan asumsi harga gabah Rp 4.000 per kg dan jagung Rp 3.000 per kg,” ucapnya.
Terpisah, Komandan Kodim 0611 Garut yang juga Ketua Tim Penanggulangan Bencana Banjir Bandang Letkol Arm Setyo Hani menerangkan, banjir bandang akibat luapan Sungai Cimanuk tersebut melanda 7 kecamatan di wilayah Kabupaten Garut. Kecamatan tersebut terdiri dari Kecamatan Bayongbong, Samarang, Tarogong Kidul, Garut Kota, Karangpawitan, Wanaraja, dan Banyuresmi.
Menurut Setyo, arus air di Sungai Cimanuk itu mulai terlihat besar di kawasan Kecamatan Bayongbong. Hal ini berdampak terhadap sejumlah kawasan lainnya di Garut yang berada di daerah hilir dan yang paling parah terjadi di wilayah Kelurahan Sukajaya Kecamatan Tarogong Kidul.
Lebih jauh Setyo menjelaskan, data sementara terkait dampak dari banjir bandang tersebut adalah
633 unit rumah terendam, 57 rumah hanyut, dan sejumlah fasilitas umum terendam.
“Fasilitas umum yang terendam dan juga mengalami kerusakan akibat terjangan banjir bandang itu di antaranya RSUD dr Slamet Garut, Kantor Kecamatan Tarogong Kidul, Rumah Sakit Paru-paru, dan SLB C YKB Garut di kawasan Kampung Paris, Keluarahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul.
Sementara itu jumlah korban terdampak mencapi 893 orang, korban meninggal 23 orang yang terdiri dari 13 perempuan dan laki-laki sebanyak 9 orang, luka ringan 47 orang, luka berat 12 orang, rawat inap 4 orang, warga yang dinyatakan hilang 15 orang yang terdiri dari 7 perempuan dan 8 laki-laki, serta pengungsi sebanyak 735 orang.
“Untuk para pengungsi, saat ini ditampung di aula Makorem 062/Tarumanagara. Mereka adalah warga yang kehilangan rumahnya karena terseret arus atau rusak serta yang rumahnya terancam,” kata Setyo.(Aep Hendy S)***