CIPEDES, (KAPOL).-
Membawa usaha lokal menjadi primadona di ASEAN, tentu tidaklah semudah mengembalikan telapak tangan. Namun, itu juga bukan artinya menjadi tidak bisa mengarah ke sana.
Ketua Harian Dewan Peningkatan Daya Saing (DPDS) Kota Tasikmalaya, Wahyu Tri Rachmadi optimistis produk hasil karya masyarakat kreatif Tasik memiliki potensi nyata untuk bersanding di tingkat global.
“Berbicara industri kreatif di Priangan Timur, khususnya Tasik ini memang tersebar begitu banyak dan lengkap jenisnya. Sekarang dari para produsen atau pelaku sendiri, kami tantang, apakah sudah siap untuk naik kelas?” ujarnya ditemui di sela Monitoring dan Evaluasi DPDS Cawu I ke beberapa sentra tekstil, Rabu (13/4/2016).
Kegiatan tersebut juga diungkapkan Wahyu sebagai menyamakan langkah dan persepsi terkait pentingnya upaya peningkatan daya saing daerah melalui strategi yang tepat. Pun juga untuk mengkaji mana produk unggulan yang dapat diintervensi untuk lebih lanjut berkembang.
Sebab, dia menilai kebanyakan dari para pelaku saat ini masih terjebak pada zona nyamanya. Tak heran usaha kemudian cenderung statis dan sulit berkembang. Padahal, di sisi lain, iklim dunia usaha saat ini menuntut pelakunya untuk berlari, jika tidak ingin terhempas oleh ketatnya persaingan yang makin terbuka lebar dari negara lain.
Dalam rangka merespon hal tersebut juga, Dewan Peningkatan Daya Saing (DPDS) Kota Tasikmalaya yang merupakan katalis dari seluruh stakeholder (birokrat, usaha, akademisi, masyarakat, hingga media) tengah mencoba langkah out of the box (keluar dari kotak). Melalui sebuah gagasan agenda berskala ASEAN bertajuk ‘Tasik Investment Expo & Conference’ di akhir tahun 2016 nanti.
“Ketika Tasik ingin tumbuh, tentu harus ada daya tarik yang menjadi magnet bagi investor lokal atau luar berani melakukan investasi di sini. Harus diakui kita sejauh ini masih kurang promosi, ketimbang daerah lain. Makanya, gebrakan ini begitu diperlukan, toh potensi itu semua kita telah kantongi,” papar Wahyu.
Pihaknya pun mengaku saat ini tengah menggodok persiapan dari kalangan UMKM dan produsen, agar pada pelaksanaan kegiatan bisa optimal. “Pertama, kita juga mengkaji intensif dan investasi yang nanti akan dituangkan dalam bentuk perda, lalu profile terkait investasi itu juga telah selesai. Terakhir, kemarin kami kunjungan ke Kementerian Luar Negeri dan Sekretariat ASEAN, dimana keduanya pun menyambut baik dan sangat mendukung,” ujar dia.
Yang jelas, kegiatan berkonsep bussiness to bussiness (B2B) ini nantinya bukan hanya sebatas penawaran produk dan potensi lokal saja. “Mereka pun kita beri kesempatan yang sama, meskipun kita posisinya sebagai tuan rumah. Yang jelas, nanti pelaku usaha bisa langsung melihat produk saingan dari luar negeri seperti apa, dan diharapkan bisa menumbuhkan optimisme dan ide baru lainnya,” imbuhnya.
Kabag Ekonomi Setda Kota Tasikmalaya Rahman pun mengaku pihaknya mendukung dan mencoba fasilitasi hal tersebut. “Karena selama ini pun produk tasik telah mendunia, meskipun baru beberapa sektor. Nah ini yang coba kita dorong juga di sektor lainnya, untuk dioptimalikan dan bisa jadi acuan pasar global,” ujar dia di tempat yang sama. (Astri Puspitasari)