TASIKMALAYA, (KAPOL).- Korps Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Unit Universitas Siliwangi (Unsil) menggelar Ajang Relawan Muda Siliwangi (Arena Siliwangi) I di gedung Mandala Siliwangi dan lapangan upacara Unsil, Minggu (28/4/2019). Ajang perdana ini dimenangi oleh SMAN 7 Tasikmalaya dan MTs Tanjung sebagai juara umum.
Arena Siliwangi I ini merupakan lomba Palang Merah Remaja (PMR) sewilayah Jawa Barat yang diikuti anggota PMR tingkat SMP dan SMA atau PMR wira dan PMR madya. Terdapat 3 mata lomba yang disediakan dalam Arena Siliwangi I ini, yaitu lomba pertolongan pertama, lomba ketangkasan tandu darurat, dan lomba cerdas cermat.
Komandan KSR PMI Unit Unsil, Galih Slamet Riyadi kepada “KP” mengatakan bahwa Arena Siliwangi merupakan salahsatu program kerja KSR PMI Unit Unsil. “Iya, ini (Arena Siliwangi) yang pertama kali. Ini cukup bagus, karena kegiatan ini baru perdana. Tapi untuk ke depannya akan menjadi program rutin (KSR Unit Unsil),” jelasnya.
Dikatakannya, Arena Siliwangi diadakan sebagai wadah mengaplikasikan materi yang biasa dipelajari dan dilatih di sekolah. Bedanya, kegiatan kepalangmerahan peserta dinilai oleh juri, sehingga akan menjadi latihan untuk memantapkan mental dan kemampuan.
“Jadi mereka bisa melihat hasil latihan mereka itu seperti apa di sini (Arena Siliwangi),” katanya.
Setiap mata lomba diambil 3 juara setiap tingkatnya masing-masing untuk putra dan putri. Adapun juara umumnya diraih oleh SMAN 7 Tasikmalaya untuk tingkat SMA atau wira dan tingkat SMP atau madya diraih MTs Tanjung.
Kejuaraan perdana ini akan dijadikan sebagai patokan untuk Arena Siliwangi selanjutnya dan akan dihadirkan inovasi-inovasi baru. “Mudah-mudahan ke depannya Arena Siliwangi digelar lebih baik lagi. Untuk sekarang piala tetap, tapi ke depannya diusahakan akan ada piala bergilir dari gubernur,” ujarnya.
Kegiatan semacam ini juga perlu diadakan untuk mengakomodasi minat siswa dalam bidang kepalangmerahan. Adanya PMR sebagai wadah bagi anak-anak SMA dan SMP untuk berkarya dalam bidang kepalangmerahan.
“Setidaknya mereka bisa mencari ilmu mengenai kepalangmerahan dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan dalam kegiatan sehari-hari ada suatu kecelakaan, mereka tidak gampang panik. Kalau mereka sudah mampu, mereka akan menolong. Jadi ini untuk kemampuan sendiri dan menerapkan nilai-nilai kemanusiaan,” tuturnya. (Aji MF)***