TASIKMALAYA, (KAPOL).-
Hari Perayaan Imlek bagi etnis Tionghoa selalu dimeriahkan gemerlapnya Lampion-lampion.
Begitupun di lokasi Festival Barjanji se-Priangan Timur, lampion-lampion megemerlapkan malam perlombaan.
Uniknya, lampion-lampion yang dipasang sepanjang jalan menuju lokasi acara, bukan lampion layaknya yang dipakai ketika Hari Imlek. Tetapi lampion dengan tulisan nama-nama Allah SWT, atau disebut “Asmaul Husna”.
Suasana malam di Pesantren Bahrul Ulum KH Bustomi Awipari Kecamatan Cibeureum pun menjadi tidak biasa. Karena lampion-lampion Asmaul Husna menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang menonton festival barjanji.
Ketua Panitia, Aos Mahrus menjelaskan, lampion disimbolkan sebagai penerang malam hari. Jika etnis Tionghoa dengan ragam kreasinya, begitupun selaku muslim dengan Asmaul Husna dimaknai penerang hidup.
“Maka kami pasang juga lampion-lampion dengan ada nama Allah SWT disetiap lampionnya. Ini budaya, dan budaya lampion tak bertentangan dengan Islam, tinggal kita kemas dengan baik. Jadilah begini, lampion asmaul husna sebagai akulturasi budaya kita juga,” kata Mahrus, Selasa malam (9/2/2016).
Festival Barjanji digelar sejak tadi dan akan berakhir sampai Kamis (11/2/2016). (Jani)
Komentar