SINGAPARNA, (KAPOL).-
Keterbelakangan mental rupanya tidak jadi penghambat bagi siswa SLB (Sekolah Luar Biasa) Aisyiyah Singaparna Kabupaten Tasikmalaya untuk menuai prestasi. Dengan keterbelakangan mental yang mereka miliki, tak menjadikan mereka miskin prestasi.
Tidak tanggung-tanggung, prestasi yang mereka ukir bukan lagi skala nasional. Bahkan internasional. Karya seni lukis dari anak-anak SLB Aisyiyah ini mampu menembus pasar Eropa, tepatnya di negara Jerman.
Salah seorang guru seni lukis di SLB Aisyiyah Singaparna, Afrudin mengatakan sejak tahun 2012 lalu pihaknya sudah bekerja sama dengan salah satu lembaga pendidikan di negara yang berjuluk Der Panzer itu. Sampai akhirnya di tahun 2016, kata Afrudin, direncanakan karya siswa-siswi SLB Aisyiyah Singaparna ini akan dipamerkan di Jerman.
“Waktu pemberangkatannya masih kita rembukkan. Belum ada kepastian. Rencananya pameran ke Jerman dan Prancis,” kata Afrudin, Kamis (06/04/2016) siang.
Afrudin mengisahkan bukan hal yang mudah mengajari siswa siswi yang memiliki keterbelakangan mental ini untuk bisa melukis. Kesulitan dalam berkomunikasi jadi penghambat sampainya informasi. Namun berkat kegigihan semua pihak, akhirnya komunikasi antar guru dan siswa siswi SLB ini bisa terjalin.
“Butuh waktu yang cukup lama untuk bisa berkomunikasi dengan mereka. Perlu keuletan dan ketekunan,” kata Afrudin.
Meski demikian, kata Afrudin, siswa siswi SLB ini memiliki semangat, keinginan dan cita-cita yang kuat untuk terus berkarya. Alhasil apa yang disampaikan bisa mudah mereka cerna dengan baik sampai akhirnya goresan warna-warna cat minyak di atas kanvas itu mampu mengantarkan nama Tasikmalaya berkibar di benua Eropa. (Imam Mudofar)