PURBARATU, (KAPOL).- Hidup sebatangkara di rumah tinggalnya yang berukuran 3 x 3 meter, Ma Unah (80) beruntung masih ada tetangga yang peduli dan mengurusinya. Kondisinya saat ini sudah tak berdaya sejak dua tahun terakhir ini.
Kakay, tetangga yang kerap mengurusi Ma Unah tidak ada pamrih. Meskipun tak ada kaitan saudara sama sekali, ia telaten membantu dan merawatnya. Selain itu, makan dan minumnya tersebut dari swadaya tetangganya yang prihatin melihat kondisi Mak Unah yang sudah renta.
Bukan hanya makan, mandipun mengandalkan kebaikan tetangganya. Ada dua orang yang selalu rutin membantunya. Untuk keperluan makan dibantu Teti. Sedangkan memandikan tugasnya Kakay. Seminggu tiga kali ia rutin membersihkan badan Ma Unah.
Kakay memandikan Ma Unah persis memandikan anaknya yang masih kecil. Malah lebih dari itu. Ia harus membopongnya ke tempat mandi, samping rumah, karena Ma Unah sulit untuk berjalan. “Kasihan, pak, tak ada yang merawatnya,” ujar Kakay, Senin (9/10/2017).
Ia menyebutkan, sebenarnya Ma Unah punya satu orang anak perempuan. Namanya Sariah. Usianya kisaran 50 tahun. Namun, ia jarang menengok ibunya yang sudah renta itu.
Sudah hampir dua tahun tidak pernah berkunjung lagi. Padahal tinggalnya masih di Kota Tasikmalaya. Kalau tidak salah anaknya itu tinggal di dekat Pasar Cikurubuk.
“Waktu Ma Unah masih bisa jualan, anaknya itu sering datang ke sini. Tapi hanya untuk minta uang dan mengambil barang-barang yang bisa dijual. Dulu Ma Unah punya perhiasan emas, dari hasil pendapatannya jualan gorengan keliling di pasar Pancasila dan lingkungan pemukiman warga tak jauh dari pasar. Namun sekarang tidak lagi. Pengakuan Ema Unah, perhiasannya diambil anaknya,” katanya.
Dikatakan Kakay, sudah dua tahun ini Ma Unah sulit untuk bergerak. Kondisi kesehatannya terus menurun. “Jangankan jualan gorengan lagi, keluar rumah juga kesulitan. Dari kamar ke teras rumah harus merangkak.
Dulunya Ma Unah, lanjut Kakay, sekitar sebelas tahun lalu, Ma Unah dan cucunya sering berjalan menyusuri rel. Mereka tak punya rumah. Malam tidur di emperan toko di Pasar Pancasila. Siang jalan-jalan tak jelas tujuan. Hingga akhirnya ketua RT dan masyarakat Gunung Kabeuli RT 01 RW 01, Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, sepakat membuatkannya rumah di atas tanah milik PJKA (PT KAI). Sejak saat itu Ma Unah bisa menetap dan jualan gorengan.
Sementara diakui Teti yang kerap mengurusi Ma Unah makan dan minumnya menyebutkan, dirinya kasiahan dengan kondisi Ma Unah yang sudah repot. Awalnya Ia heran sudah lebih sepekan Ma Unah tidak jualan gorengan. Sejak saat itu dirinya mencoba melihat ke rumahnya dan kondisi Ma Unah tengah terlentang di kasur. Dari sejak saat itu Ma Unah kesulitan mencari makan karena tidak bisa jualan gorengan akibat mulai sakit-sakitan.
“Alhamdulillah suka ada yang memberi bantuan, seperti beras. Sama saya diberikan lagi ke Pak RT. Takut disangka macam-macam. Tapi kalau untuk makan sehari-harinya selalu ada,” ujar Teti.
Diharapkannya, Pemerintah Kota maupun Dinas terkait bisa lebih memperhatikan dengan memeriksa kondisi tubuh dan kesehatan Ma Unah. Karena di usianya yang sudah renta sangat membutuhkan asupan gizi yang bagus. (Erwin RW)***