BANJAR, (KAPOL).- Mahasiswa dituntut memahami simbol-simbol politik dan tidak terlena bujuk rayu yang bisa menyesatkan kepribadian pemuda.
Demikian dikatakan Pemateri Kuliah Umum, Kunkun Abdul Syakur, SH.MH., didampingi Dosen Pembimbing, Arif Budiman, S.IP., M.IPol., saat acara Fokus Grup Discussion (FGD)
“Pemikiran Politik Indonesia Diantara Dua Sisi yang Berbeda Nasionalis dan Agamis” di Kampus Stisip BP Banjar Jalan Gerilya Banjar, Sabtu (30/12/2017). Acara kuliah umum tersebut diikuiti mahasiswa Ilmu Pemerintahan STISIP Bina Putra Banjar. Dikatakan Kunkun, upaya menciptakan pemilih yang berkualitas, diperlukan adanya pemilih cerdas.
“Mahasiswa dan pemuda diharapkan tampil sebagai pelopor lahirnya pemilih cerdas dan berintegrasi,” ujar Kunkun.
Dijelaskan dia, untuk menjadi pelopor pemilih cerdas dibutuhkan adanya komitmen moral yang tinggi, kesadaran berpartisipasi dan kemampuan membaca referensi politik, baik dari partai maupun dari kandidat.
“Pemuda dan mahasiswa harus tampil sebagai pelopor dalam mengkampanyekan pemilih cerdas yang berintegritas,” katanya.
Dosen Pembimbing, Arif Budiman, S.IP., M.IPol., menyatakan, kuliah umum ini sengaja digelar seiring kian dekatnya tahun politik, Pilkada serentak 2018 mendatang.
“Kami berharap seluruh mahasiswa mampu mengimplementasikan segala ilmu pengetahuan yang diperoleh dari teori dibangku perkuliahan dengan kenyataan dunia politik dilapangan,” tutur Arif. (D.Iwan)***