TARKI, (KAPOL).- Sebagai bentuk perhatian terhadap kaum dhuafa, sejumlah mahasiswa dari berbagai universitas di Kabupaten Garut membuka “Warung Sedekah”.
Para kaum dhuafa bisa menikmati makan gratis di warung ini dengan menu yang cukup menarik.
Namun untuk saat ini warung tersebut hanya buka satu hari dalam seminggu yakni hanya pada hari Jumat.
Itupun waktunya dibatasai mulai dari pukul 08.00 WIB sampai 11.30 WIB.
Tak heran kalau setiap Jumat pagi hingga siang menjelang jumatan, warung sedekah yang berlokasi di Jalan Cimanuk nomor 39, Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul ini selalu banyak dikunjungi.
Pada kenyataannya, bukan hanya kaum dhuafa yang sengaja singgah untuk makan di warung sedekah ini tapi ada juga warga yang mampu.
“Warung Sedekah ini merupakan gagasan para mahasiswa dari berbagai universitas yang tergabung dalam Daarut Tauhid (DT) Peduli. Tujuan utamanya memang untuk para kaum dhuafa akan tetapi pada kenyataannya ada juga warga mampu yang sengaja singgah dan ikut makan di sini,” ujar Pengawas Warung Sedekah, Cerah Rupian, Jumat (10/8/2018).
Berbeda dengan kaum dhuafa yang bisa makan sepuasnya tanpa harus membayar, untuk warga mampu yang ingin makan di Warung Sedekah ini, tutur Cerah, diharuskan membayar.
Namun itupun bayarannya tidak dipatok oleh pengelola Warung Sedekah tapi mereka boleh membayar seiklasnya.
“Siapa saja boleh jika ingin makan di warung Sedekah ini termasuk warga mampu tapi mereka bayar meski seiklas mereka. Kaum dhuafa pun jika memang ingin bayar juga, kita terima sekemampuan mereka, itung-itung mendidik mereka untuk ikhtiar,” katanya.
Menurut Cerah, Warung Sedekah ini baru berjalan sekitar dua bulan. Seperti halnya di warung nasi lainnya, di Warung Sedekah ini juga tersedia berbagai macam menu seperti nasi kuning, ayam goreng, tumis tempe, balado terong, oseng cabai hijau, dan berbagai menu lainnya.
Ia menjelaskan, tujuan utama dari pembuatan warung ini memang bukan untuk mencari keuntungan akan tetapi lebih kepada beramal terhadap kaum dhuafa yang ternyata masih banyak di Garut ini, khusunya di wilayah Tarogong Kidul.
Dengan alasan itulah pengelola tak pernah meminta bayaran bagi kaum dhuafa yang makan di warung ini.
Begitupun untuk warga mampu, mereka diperbolehkan makan dengan membayar seiklasnya.
Ditanya asal usul biaya yang digunakan untuk menjalankan Warung Sedekah ini, Cerah menjelaskan dananya berasal dari sejumlah donatur yang peduli terhadap kaum dhuafa.
Selain itu, pihak pengelola juga menjalin kerja sama dengan sejumlah catering dan rumah makan.
“Para kaum dhuafa yang ingin makan tapi tidak mempunyai uang, tak usah repot-repot, datang saja ke sini. Namun saat ini kami hanya buka pada hari Jumat saja, mudah-mudahan ke depannya juga bisa buka pada hari lainnya,” ucap Cerah. (Aep Hendy S)***