JATINANGOR, (KAPOL).- Sebagai upaya dalam mendekatkan diri antara Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dengan mahasiswa, Jumat (10/11/2017) digelar sosialisasi di Kampus Unpad Jatinangor.
Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan ke kampus cukup bermanfaat, karena mereka itu calon profesional, seperti calon dokter, ahli hukum, pekerja pemerintahan dan sebagainya.
Sosialisasi bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran mereka untuk menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan sebelum nantinya para mahasiswa tersebit lulus dan terjun ke dunia pekerjaan.
Disampaikan, Dewan pengawas BPJS Ketenagakerjaan, Inda Hasma kepada Kabar Priangan Online (KAPOL), di Kampus Unpad Jatinangor.
“Tak dipungkiri jika masyarakat masih menganggap bahwa BPJS Ketenagakerjaan itu masih sama dengan BPJS Kesehatan,” ucapnya dihadapan mahasiswa.
Ia mengatakan, melalui sosialisasi itu diharapkan akan memberikam kesan, jika BPJS Ketenagakerjaan dekat dengan masyarakat termasuk mahasiswa.
Dalam sosialisasi, kata dia, dilakukan dialog soal BPJS Ketenagakerjaan termasuk temu saran.
“Mahasiswa adalah calon pemimpinan, makanya kita mendekati akademisi yang juga sosialisasi silakukan ke pedagang, pekerja rentan, pelaku UMKM dan sebagainya hingga pelosok daerah,” ujarnya.
Ia mengatakan, kegiatan itu pun tampaknya disambut positif oleh para mahasiswa.
Mereka antusias dan rupanya peserta sosialisasi tadi sebagai generasi muda yang luar biasa dan penuh harapan.
“Mahasiswa akan direkrut menjadi wakil dari BPJS Ketenagakerjaan yang menyiarkan informasi kepada warga dan mahasiswa itu pun merupakan generasi milenia,” ucapnya.
Bukan hanya di Unpad, kata dia, kegiatan serupa akan digelar di beberapa perguruan tinggi yang lainnya.
“BPJS ketenagakerjaan, mengacu pada keadilan sosial bagi suruh rakyat Indonesia,” katanya.
Dikatakan, bagi yang bukan penerima upah, dengan pekerjaan tak pasti, pekerja rentan, nanti ada subsidi silang dari program BPJS Ketenagakerjaan.
Menurutnya, UU pun acap kalai memberikan kemungkinan subsidi melalui berbagai cara.
Itu, kata dia, gerakan nasional peduli pekerja rentan yang juga kerjasama dengan perusahaan-perusahaan besar sebagai realisasi CSR.
Bahkan, seperti untuk nelayan pun dilakukan sosialisasi dan dilaksanakan beberapa cabang BPJS Ketenagakerjaan yang jumlahnya cukup banyak.
“Mereka yang di cabang, rutin sosialisasi ke wilayah terpencil, ke pasar dalam program grebek pasar, bahkan ada program perisai yang juga kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan,” tuturnya.
Ia mengatakan, mereka seperti nelayan, akan menerima subsidi dana simulasi selama 3 bulan.
Diharapkan, nantinya ada kesadaran dari diri mereka terkait harus melindungi dirinya sendiri diantaranya dengan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
“Tingkat kesadaran warga untuk melindungi dirinya sendiri masih kecil. Sehingga, melalui sosialisasi itu diharapkan bisa mendongkrak jumlah peserta BPJS Ketenagakerjaan,” ujarnya.
Dikatakan, biasanya ada diantara peserta yang imit setelah melihat ada tetangganya sebagai peserta dan mendapat tunjangan.
Diharapkan, semua untuk ikut mnyiarkan informasi manfaat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
“Jika anda sadar dan menilai ada manfaat soal jaminan sosial, maka arahkan warga lainnya berbuat untuk masa depan, dan tak berpikir pendek,” katanya.
Jangan sampai, kata dia, masa tua anda dimanfaatkan di masa muda dan pastikan semua memiliki tabungan yang terakomodir jaminan hari tua. (Azis Abdullah)***