Mahasiswa Unsil Hadang Menristekdikti

KOTA TASIK51 views

TAWANG, (KAPOL).- Sejumlah mahasiswa Universitas Siliwangi Tasikmalaya, sempat menghadang Menteri Ristekdikti, Mohamad Nasir usai gelaran acara BUMN Goes To Campus di Unsil dan melakukan wawancara dengan sejumlah awak media.

Untuk mendapatkan perhatian dari Menristekdikti tersebut para mahasiswa sempat berteriak-teriak menuntut agar kualitas manajemen Universitas dibenahi dan tidak membebankan segala biaya kepada mahasiswa.

Rombongan Menristekdikti yang hendak menuju rektorat yang dikawal oleh Resimen Mahasiswa (Menwa) dicegat dan diteriaki mahasiswa sehingga di lokasi acara gelaran BUMN Goes To Campus sempat ricuh.

Antara mahasiswa yang melakukan aksi tuntutan dan Menwa sempat terjadi aksi dorong, bahkan mahasiswa pendemo dengan mahasiswa pro kampus sempat saling hujat dan hampir terjadi keributan dan adu jotos di depan pintu Rektorat.

Sehingga kejadian itu memancing Menristekdikti yang sudah masuk gedung rektorat untuk kembali mendatangi para mahasiswa diluar gedung rektorat yang melakukan aksi.

Setelah saling berhadapan kemudian terjadi adu argumen antara Menteri dengan mahasiswa yang disaksikan oleh Rektor Unsil Prof. Dr. H. Rudi Priyadi, Ir., M.S.serta ratusan mahasiswa yang berada tak jauh dari kejadian.

Kedua belah pihak melontarkan argumen, dari pihak mahasiswa melontarkan beberapa tuntutan dan langsung dijawab oleh Menteri Ristekdikti Mohamad Nasir.

M Satriana Ilham mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah Unsil menuntut agar manajemen kampus lebih berpihak kepada mahasiswa. Mereka menilai saat ini komersialisasi pendidikan tengah melanda kampus Unsil yang notabene sudah menjadi universitas negeri.

Mereka menuntut, agar biaya kuliah yang dianggap malah itu tidak memberatkan mahasiswa. “Uang pangkal harus disesuaikan, UKT semester sembilan haeus dikurangi,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan mahasiswa lainya, Rifkia yang menilai uang pangkal pendidikan yang sangat mahal dianggap tidak sesuai dengan kelayakan yang tercantum dalam Undang-undang pendidikan.

“Uang pangkal ingin disamaratakan, di Unsil masih mahal, penerapan biaya atau uang pangkal jangan dinilai secara keuangan bukan dari kemampuan. Tidak semua mahasiswa yang kuliah di Unsil orang kaya, nah harus dilihat dari kondisi ekonomi atau keuangan mahasiswa bukan dari kemampuan mahasiswa dalam pendidikan atau mahasiswa berprestasi yang ada keringanan,” ujarnya.

Sementara diutarakan mahasiswa lainnya Bangkit Semesta, Dalam waktu singkat manajemen Unsil harus segera dibenahi,

Pihak Unsil harus melihat garis ekonomi mahasiswa. Selain itu, lemahnya kurikulum dan kebebasan dalam pengembangan mata kuliah ilmu politik di kampus dibatasi. Hal ini menjadikan mahasiswa kurang kritis dan tidak berkembang.Selain itu, mereka bertiga juga meminta kesejahteraan dosen harus diperhatikan.

Menteri Ristekdikti, Mohamad Nasir langsung menjawab pertanyaan dan tuntutan mahasiswa tersebut, “Anda bicara saya dengarkan, jika ingin ada perubahan di Universitas Siliwangi Tasikmalaya, perubanhannya gimana, jika terkait uang pangkal yang dinilai terlalu tinggi, Oke dipertimbangkan,” jawabnya.

Selain itu, Mohamad Nasir juga menjawab sejumlah tuntutan mahasiswa terkait dosen, ” Dosen diperhatikan sudah, ada sekitar 313 doses yang diajukan sudah diproses, sudah ditandatangani. Untuk UKT semester 9 yang masih kuliah minta dikurangi biayanya kita pertimbangkan.

Selain itu, Menristekdikti juga menyebutkan pihaknya selalu memperhatikan keinginan mahasiswa.

“Saya perhatikan betul apa yang diinginkan mahasiswa, Sistem akademik ada rulenya ada peraturan akademik itu semua sudah jalan. Tolong saya itu tidak alergi dengan mahasiswa, karena saya pernah jadi mahasiswa,” ujarnya.

“Kalau semua ingin menjadi bagian itu tidak mungkin. Tahun kemarin 80 ribu mahasiswa yang diberikan bantuan, sekarang 130 ribu dan tahun depan kita tingkatkan menjadi 200 ribu. Oleh karena itu buat suratnya sampaikan kepada saya,” katanya sambil meninggalkan kerumunan mahasiswa pendemo.

Usai berdialog antara Menristekdikti dan mahasiswa suasana di lokasi masih sempat memanas karena insiden pelarangan wartawan mengambil gambar kericuhan dilakukan pihak kampus. Sehingga sejumlah awak media sempat bersitegang dengan pihak kampus. (Erwin RW).