PANCARAN bahagia tak bisa disembunyikan dari raut wajah Aroh Juharoh, janda tua warga Kampung Tegaljambu, Kelurahan Pananjung, Kecamatan Tarogong Kaler.
Wanita berusia 63 tahun ini, sebentar lagi akan memiliki rumah serta lahan milik pribadi setelah sekian lama harus menumpang di gubuk yang dibangun di lahan milik orang lain.
Wanita yang oleh warga sekitar dipanggil dengan sebutan Mak Aroh ini selama ini tinggal di sebuah gubuk yang kondisinya sudah benar-benar tak layak huni berukuran 4×5 meter.
Bukan hanya lantai rumahnya yang terbuat dari bambu yang sudah pada lapuk, atap serta bilik bambu rumahnya pun sudah banyak yang bolong sehingga tipuan angin bisa langsung tembu ske dalam gubuk.
Tak hanya itu, kondisi gubuk yang ditempati Mak Aroh pun terlihat sudah sedikit condong sehingga dikhawatirkan akan roboh jika diterpa angiun kencang.
Gubuk itupun tak dilengkapi dengan jamban sehingga jika mau buang air atau mandi, Mak Aroh terpaksa harus pergi ke jamban umum.
Kondisi Mak Aroh seperti itu rupanya telah menarik simpati Ahmad Sodikin, salah seorang tetangganya.
Iapun kemudian dengan sukarela menghibahkan tanah miliknya seluas empat tumbak atau sekitar 56 meter persegi untuk tempat tinggal Mak Aroh.
Bukan hanya itu, Ahmad Sodikin yang ternyata seorang anggota TNI AD dan menjadi Babinsa di daerah tersebut ini pun bersedia membantu membangunkan rumah untuk Mak Aroh di lahan yang telah dihibahkannya itu.
Untuk mewujudkan hal itu, Ahmad pun mencoba menghimpun bantuan baik dari lembaga tempatnya bertugas yakni Koramil 1111/Tarogong maupun warga sekitar.
Ditemui di gubuknya di kawasan Kampung Tegaljambu RT 02 RW 4, Kelurahan Pananjung, Kecamatan Tarogong Kaler, Jumat (19/7/2019), Mak Aroh mengaku sangat bahagia karena tak lama lagi ia akan segera memiliki rumah dan lahan sendiri.
Ia pun mengucapkan terima kasihnya kepada Ahmad Sodikin yang telah sangat perhatian sehingga rela menghibahkan lahannya serta mau membantu membangunkan rumah untuknya.
“Alhamdulillah, Emak sangat bersyukur dengan kebaikan budi Pak Babinsa (Ahmad Sodikin) yang mau memberikan lahan miliknya untuk Ema bahkan mau membantu membangunkan rumah untuk Ema,” komentar Mak Aroh.
Dia mengakatakan, dirinya sudah 25 tahun tinggal di gubuk yang saat ini ditempatinya ini dan dulunya lahan tersebut memang miliknya akan tetapi sejak beberapa tahun lalu sudah ia jual ke tetangganya.
Namun karena dirinya tak punya tempat lain untuk tinggal sedangkan uang dari hasil penjualan tanah tersebut sudah habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, maka tetangganya itu pun memperbolehkannya untuk menempati gubuk di lahan tersebut.
Mak Aroh tinggal di gubuk yang nyaris rubuh itu bersama seorang anak perempuannya, dua cucu, dan dua cicit.
Untuk kebutuhan sehari-hari, mereka hanya mengandalkan hasil kerja keras anaknya yang bernama Nunung (47) yang berjualan kerupuk kulit (dorokdok).
“Ema mah ga punya penghasilan. Untuk kebutuihan sehari-hari, hanya mengandalkan penghasilan anak Ema dari hasil berjualan keliling dorokdok yang diambil dari Leles,” ujarnya.
Dulu sewakatu mendiang suaminya masih ada, tutur Mak Aroh, kondisi perekonomiannya tidak terlalu sulit seperti sekarang ini.
Walaupun tidak besar, dulu dari pengahsilan suaminya masih cukup untuk biaya makan sehari-hari.
Namun setelah suaminya meninggal lima tahun yang lalu, kondisi perekonomian mereka terasa sangat seret sehingga sang anak terpaksa harus rela berkeliling kampung untuk menjajakan dorokdok.
Ahmad Sodikin menyampaikan, ia sangat prihatin dengan kehidupan yang selama ini dijalani oleh Mak Aroh dan keluarganya.
Bukan hanya harus tinggal di gubuk yang tidak layak huni, selama ini mereka juga hidup prihatin dengan kondisi perekonomian yang morat marit.
Berangkat dari rasa keprihatrinan tersebut ujar Ahmad, dirinya memutuskan untuk menghibahkan lahan miliknya kepada Mak Eroh.
Nantinya di lahan ini akan dibangun rumah permanen untuk ditempati Mak Eroh dan keluarganya.
Ahmad mengaku sangat bersyukur karena niat tulusnya untuk membantu Mak Eroh ini mendapat dukungan penuh dari pihak keluarga dan juga atasannya, Danramil 1111/Tarogong.
Bahkan Danramil telah menyatakan kesiapannya untuk turut membantu membangunkan rumah untuk Mak Aroh di lahan pemberiannya tersebut.
“Alhamdulillah, keluarga, atasan dan rekan kerja serta masyarakat di sinipun sangat mendukung niat tulus saya ini. Selain atasan danrekan kerja saya di Koramil 1111/Tarogong, warga juga siap membantu dalam pelaksanaan pembangunan rumah tersebut,” kata anggota TNI AD berpangkat Serka ini.
Sementara itu Danramil 1111/Tarogong, Kapten Inf Dedi Saepuloh mengatakan pembangunan rumah Mak Aroh akan mulai dilaksanakan pada hari Senin atau Selasa pekan depan.
Lokasi rumah yang akan dibangun tak begitu jauh dari loksi gubuk yang selama ini ditempati Mak Aroh, hanya beda RT.
Untuk membantu pembangunan rumah Mak Aroh ini, Dedi mengungkapkan pihaknya akan mencoba mencari donatur yang mau membantu agar pembangunan rumah bisa selesai secepatnya.
Apalagi saat ini pondasinya sudah dibuatkan oleh warga sekitar.
“Tentunya ini suatu kebanggaan bagi saya karena adanya kesadaran warga yang begitu tinggi dalam membantu warga lainnya yang membutuhkan bantuan. Apalagi di sini juga ada peran salah satu anggota yang telah dengan suka rela menghibahkan lahan miliknya untuk Mak Aroh,” kata Dedi saat ditemui di gubuk Mak Aroh.
Menurutnya, lahan yang dihibahkan anggotanya itu nantinya sepenuhnya akan menjadi hak milik Mak Aroh karena sertifikatnya pun telah diurus.
Rumah yang akan dibangun itupun bentuknya permanen agar Mak Aroh dan keluarganya benar-benar nyaman tinggal di dalamnya. (Aep Hendy S)***