MAN 2 Kota Tasik Gelar PAM ke-2

EDUKASI76 views

TASIKMALAYA, (KAPOL).- Madrasah sejajar dengan lembaga pendidikan sederajat lainnya. Bahkan, madrasah tidak hanya sebagai “sakola”, tapi “duakola”. Madrasah pun terus mengikuti perkembangan zaman.

Demikian disampaikan Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, Agus Wahyudin, MH. dalam pembukaan kegiatan Pekan Anak Madrasah (PAM) MAN 2 Kota Tasikmalaya, Senin (25/2/2019). Maksud duakola tersebut yaitu di madrasah diajarkan mengenai pengetahuan umum dan pengetahuan agama yang memiliki porsi lebih banyak. “Kelebihan madrasah itu tidak hanya sakola, tapi duakola. Kola pertama belajar ilmu umum dan kola kedua belajar ilmu agama,” katanya.

Bahkan, ia juga menuntut ilmu agama di madrasah dan sempat menuntut ilmu di Pesantren Al-Misbah selama 3 bulan yang merupakan cikal bakal lahirnya MAN 2 Kota Tasikmalaya. Menurutnya, kini sekolah umum pun mulai memperbanyak ilmu keagamaan di sekolah. Hal ini patut disyukuri karena pendidikan agama adalah pondasi dan lulusan madrasah pun memiliki keunggulan untuk menyebarkan ilmu agama Islam.

Tidak melulus ilmu agama, para siswa di madrasah pun tentunya diberi pengetahuan umum sehingga lulusannya dapat bersaing dengan lulusan dari sekolah umum. Madrasah memiliki slogan madrasah hebat, madrasah bermartabat, dan berkarakter, sejalan dengan ciri Kota Tasikmalaya yang religius, maju, dan madani.

PAM ke-2 MAN 2 Kota Tasikmalaya dibuka Kepala Kantor Kemenag Kota Tasikmalaya, Drs. H. Hilmy Riva’i, M.Pd. Dalam sambutannya kepala Kemenag mengatakan bahwa kini madrasah begitu diminati dan bukan menjadi alternatif menuntut ilmu, namun menjadi pilihan utama. “Sebagaimana bentuk komitmen kebangsaannya, madrasah itu mendidik menjadi anak cerdas, pintar, soleh, solehah dan madrasah bermartabat, madrasah hebat dan Madrasah berkarakter,” katanya.

Madrasah pun sejalan dengan penekanan Kurikulum 2013 yang mengedepankan karakter. Bahkan, kurikulum madrasah sejalan dengan ciri Kota Tasikmalaya yang dikenal sebagai Kota Santri.

Pihaknya juga mengapresiasi kegiatan PAM yang di dalamnya menggabungkan 3 unsur, yaitu unsur apeksi, kognisi, dan psikomotorik. Hal ini berhubungan dengan perkembangan zaman sekarang, yang mana anak didik jangan hanya dituntut menjadi pintar dalam sisi kognisinya, namun sisi apeksi dan psikomotorik juga perlu didorong.

Sekarang, guru jangan memberikan label bodoh kepada siswa yang tidak bisa menguasai mata pelajaran Matematika, Fisika dan sebagainya. “Kita jangan hanya lihat kognisinya, padahal ada keistimewaan dari aspek lainnya yang dimiliki anak. Itulah yang harus kita dorong pada anak. Minatnya pada bidang apektif, pada bidang psikomotorik, kita dorong. Karena ada golden character yang tidak diketahui atau diprediksi. Maka guru yang wajib mendorong mencermati kemampuan anak supaya berhasil dalam bidang itu,” tuturnya.

Anak didik harus diberikan ruang untuk mengembangkan potensinya tersebut. Meski begitu, guru harus tetap memberikan pendampingan pada anak didik supaya tetap pada jalur yang semestinya. Meskipun sekarang zaman now, zaman digital yang serba canggih, namun ilmu agama tetap jangan ditinggalkan. Inilah yang menjadi keunggulan madrasah, karena para peserta didik dibekali ilmu agama yang lebih banyak.

Kepala MAN 2 Kota Tasikmalaya, Drs. H. Undang Johari, M.Pd. menjelaskan, PAM ke-2 dilangsungkan selama 3 hari, 25 – 27 Februari 2019. “Sebelumnya, pada hari Sabtu (23/2/2019) kita bekerjasama dengan alumni mengadakan jalan santai yang menyediakan berbagai hadiah,” katanya.

PAM tersebut diisi aneka perlombaan yang diikuti siswa SMP dan MTs se-Kota Tasikmalaya dan sekitarnya, yaitu lomba cepat tepat, bola voli, nasyid, ditambah dengan bazar dan karnaval siswa MAN 2 Kota Tasikmalaya. “Minat ke MAN 2 (Kota Tasikmalaya) semakin tinggi. Bahkan tahun kemarin saja ada 47 sisaa tidak dapat kami terima karena terbatas kuota, rombel (rombongan belajar). Nah, melalui PAM ini kami juga ingin mencari bibit, yang bagus kami ajak untuk masuk ke sini,” katanya.

Pihaknya ingin menjawab tantangan dunia saat ini yang serba canggih. Bahkan, dengan diundangnya pada alumni diharapkan dapat memacu para siswa MAN 2 Kota Tasikmalaya untuk menggapai kesuksesan, tanpa meninggalkan sisi religinya. Karena banyak di antara alumni MAN 2 Kota Tasikmalaya yang sukses dalam berbagai bidang, baik pemerintahan, pengusaha, hingga menjadi akademisi.

“Kami ingin menjawab asumsi masyarakat bahwa keluaran aliyah hanya bisa azan, hanya bisa mengurus masjid, di DKM. Itu tidak salah, malah bagus. Fi dunya wal akhirat. Namun sekarang (lulusan) madrasah bisa bersaing. Bisa manyandang ‘madrasah hebat, madrasah bermartabat, berkualitas, madrasah berakhlakul karimah’,” katanya.

Pendidikan agama menjadi pondasi bagi generasi saat ini yang berada di derasnya arus teknologi dan globalisasi yang tidak bisa dibendung. Keluaran madrasah memiliki filter, apalagi di zaman sekarang ini yang bebas, perlu ada filter,” tuturnya.

Adapun dalam PAM yang diadakan dalam rangka milad ke-23 MAN 2 Kota Tasikmalaya ini turut ditampilkan pameran hasil karya anak yang menggunakan unsur biologi, fisika, kimia, hingga produk-produk prakarya. “Nanti akan ada aquaponik yaitu sistem sirkulasi air dari kolam ikan disalurkan ke tanaman-tanaman dan kembali lagi ke kolam tersebut,” katanya.

Pada kesempatan itu hadir unsur muspika Kecamatan Cihideung, pimpinan pesantren, alumni, dan tamu undangan lainnya. (Aji MF)***