​Wilayah Barat Masih Mendominasi Kejuaraan Panjat Tebing di Jawa Barat

OLAHRAGA14 views

Pengcab FPTI Wilayah Priangan Timur Gelar Pertemuan Jelang Porda Jabar

MANGKUBUMI, (KAPOL).- Wilayah Barat seperti Bogor, Bekasi, termasuk Kota dan Kabupaten Bandung, masih mendominasi kejuaraan panjat tebing Jawa Barat.

Pasalnya, kondisi sarana dan prasarana serta keberadaan pelatih bagi atlet yang menjadi kendala utama yang masih sulit untuk disiasati masing-masing Pengurus Cabang Federasi Panjat Tebing Indonesia (Pengcab FPTI) di wilayah Priangan Timur.

Biro Juri Pengda FPTI Jawa Barat Zezen Brosjen mengatakan, sarana dan prasarana yang dirasakan kurang adalah berkaitan dengan papan panjat untuk sarana berlatih. Seperti kebutuhan papan speed, papan boulder, hingga keberadaan pelatih yang dirasakan masih merupakan persoalan yang cukup serius harus mendapatkan perhatian semua pihak para pengurus FPTI di wilayah Priangan Timur.

“Untuk prestasi pada Porda tahun 2014 saja hanya Kabupaten Tasikmalaya yang berhasil meraih perunggu, namun dengan perkembangan saat ini wilayah Priangan Timur termasuk Kota dan Kabupaten Tasikmalaya memiliki peluang sangat baik pada Porda tahun 2018 mendatang. Hanya mungkin butuh siasat yang baik, termasuk peserta yang hendak dikirim harus memiliki peluang yang baik untuk juara. Makanya konsentrasi ke tingkat junior saja,” ungkap Zezen di sela-sel a silaturahmi Pengcab FPTI se-Priangan Timur di Objek Wisata Situgede, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Minggu (20/11/2016).

Menjelang Porda mendatang, Zezen menyebutkan, akan ada banyak agenda kompetisi yang dipersiapkan sebagai sarana berlatih yakni pada tahun 2017 yang digendakan padat untuk kegiatan kompetisi.

“Saya melihat daerah Manonjaya dan Ciawi di Pengcab FPTI Kabupaten Tasikmalaya sangat berpotensi, banyak atlit baik yang lahir disana. Kemudian di Kota Tasikmalaya juga banyak potensi atlet junior yang bagus, sangat berpotensi meraih juara di Porda 2018 asalkan serius berlatih,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengcab FPTI Kota Tasikmalaya Budi “Karet” Setiadi berpendapat, olahraga ini dirasakan masih belum bisa memasyarakat karena minimnya sosialisasi. Sehingga masyarakat lebih banyak beranggapan apabila olahraga ini hanya milik pecinta alam saja, padahal dari kalangan masyarakat umum pun sangat banyak yang bisa menjadi atlit seperti saat ini banyak atlet yang dilatih sejak dini.

“Saat ini kami memiliki atlet-atlet junior yang telah berlatih sekian lama, tentu harus siap untuk mengikuti Porda 2018 mendatang dan target untuk bisa membawa medali. Untuk mengawali kami akan membuat sebuah kejuaraan di 2017 mendatang, minimal untuk tingkat Priangan Timur sebagai ajang berlatih bagi atlit yang hendak mengikuti kejuaraan nanti,” ujar Budi Karet. (Agus Berrie)