Maulana Janah: Budi Perlu Sosok Seperti Yusuf

POLITIKA37 views

image

TASIKMALAYA, (KAPOL).-

Hajat demokrasi Kota Tasikmalaya masih 2017. Namun berbagai wacana tentang siapa-siapa yang akan meramaikan hajat demokrasi yang akan melahirkan pemimpin Kota Tasikmalaya selama lima tahun ke depan sudah mulai bermunculan. Beberapa nama sudah digadang-gadang akan maju di Pilkada Kota Tasikmalaya 2017 mendatang.

Pengamat Politik Tasikmalaya, Maulana Janah mengatakan jika melihat dari dinamika politik yang ada, pasangan Budi-Dede yang saat ini masih menjabat Walikota dan Wakil Walikota Tasikmalaya tampak tidak akan kembali bergandengan di Pilkada Kota Tasikmalaya 2017 nanti.

“Kalau melihat geraknya sangat kecil kemungkinan mereka akan bersatu kembali. Meskipun kemungkinan itu ada. Tapi tipis,” kata Maulana, Selasa (12/04/2016) siang.

Kandidat bakal calon Wakil Walikota Tasikmalaya sudah mulai bermunculan. Beberapa di antaranya bahkan sudah tampak mulai bergerak. Salah satunya adalah Ketua PC PPM (Pemuda Panca Marga) Tasikmalaya, H. M. Yusuf.

Keseriusan Yusuf untuk maju di Pilkada Kota Tasikmalaya sudah mulai tampak. Yusuf sudah diketahui mendaftar ke PDI Perjuangan Kota Tasikmalaya. Alat-alat sosialisasi juga sudah mulai tampak di jalan-jalan utama Kota Tasikmalaya.

“Kehadiran Yusuf ini tentu jadi tawaran opsi baru bagi incumbent baik Budi ataupun Dede,” kata Maulana.

Jika diplotkan diposisi wakil, lanjut Maulana, Yusuf punya daya tawar lebih baik ketimbang yang lainnya. Pengalamannya di birokrasi yang cukup lama jadi barometer elektabilitas Yusuf di mata calon lainnya.

“Dan Budi perlu sosok seperti Yusuf. Karena selama ini Budi lemah dalam hal penataan birokrasi di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya,” ujarnya.

Tinggal, kata Maulana, persoalannya saat ini adalah bagaimana Yusuf bisa mendapatkan SK dari PDI Perjuangan. Karena seperti yang sudah diketahui bersama, Ketua DPC PDI Perjuangan, Denny Romdony juga tampak menunjukkan keseriusannya di Pilkada Kota Tasikmalaya 2017 mendatang.

“Ini tentu jadi tantangan tersendiri bagi Yusuf. Meskipun ada banyak opsi lain tentunya. Yusuf bisa masuk di koalisi Golkar dan Gerindra. Saya pikir koalisi yang sudah terbentuk itu juga perlu figur seperti Yusuf,” kata Maulana. (Imam Mudofar)