Memperingati HUT Bhayangkara ke-73, Komunitas Jamparingan Gelar Latihan Bersama

KAB. TASIK60 views

CISAYONG, (KAPOL).-Banyak cara dilakukan masyarakat untuk memperingati HUT Bhayangkara ke-73. Seperti halnya yang dilakukan komunitas panah tradisional atau jamparingan Kabupaten  Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Sumedang. Mereka menggelar latihan bersama di lapang Cigorowong, Desa Sukasetia, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (23/6/2019).

Latihan bersama jamparingan ini diikuti sekitar 100 orang asal Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Sumedang. Meski latihan bersama, namun disiapkan juga trofi bagi pemenang. Uniknya lagi, mereka mengenakan pakaian pangsi.

Seperti pada latihan biasanya, jamparingan menggunakan sasaran berupa bandul dengan jarak sekitar 50 meter. Peserta mendapatkan kesempatan untuk membidik sasaran dalam beberapa babak. Setiap pemanah yang mampu menancapkan anak panahnya lebih banyak, maka dinyatakan pemenang dan berhak menerima trofy.

“Kami peringati HUT Bhayangkara ke 73 dengan latihan bersama memanah tradisional. Latihan bersama ini sekaligus silaturahmi antara pehobi jamparingan,” kata Asep Hermawan.

Menurutnya, panah tradisional atau jamparingan memiliki kaitan erat dengan sejarah bangsa. Nenek moyang menggunakan jamparing dalam berperang dan berburu. Dimana gendewa atau busur dan anak panah atau jamparing menjadi senjata andalan.

Saat ini pihaknya berupaya untuk melestarikan menjadi kegiatan sekaligus olah raga. Bahkan, jamparingan juga bukam sekedar olah raga namun menjadi ajang untuk mengolah rasa. Karena pemanah harus mampu menggunakan perasaan dalam membidik sasarannya. Sehingga dibutuhkan ketenangan dalam melakukannya.

“Saat ini kami melakukan latihan bersama dengan komunitas Jamparing Kasumedangan. Karena memang memiliki visi misi sama untuk melestarikan kebudayaan memanah,” ucapnya.

Dikatakan Aher sapaan akrabnya, intinya dengan acara latihan bersama ini untuk melestarikan kebudayaan memanah. Selain latihan rutin yang lokal, juga dilakukan latihan bersama.

“Ini untuk mengenalkan budaya memanah kepada masyarakat, dengan harapan agar masyarakat juga tertarik untuk bergabung dan ikut melestarikan budaya memanah,” ungkapnya. (Ema Rohima)