Mengenang Tragedi Sunami Pangandaran

HUMANIORA56 views


PANGANDARAN,(KAPOL).- Mengenang tragedi sunami Pangandaran 2016 berlangsung khusyuk, Minggu (17/7/2016). 

Tiba-tiba ratusan orang berlarian begitu mendengar gaung sirine tepat pukul 16.10, Minggu (17/7/2016).  Mereka kocar-kacir menjauhi pantai. Suasana tegang.

Situasi itu bukan sesungguhnya. Tetapi hanya simulasi. Meningkatkan kewaspadaan masyarakat memgantisipasi bencana sunami yang bisa melanda kapan saja. 

Sekaligus mengenang, tepat satu dekade silam sebuah sejarah mengguncang kemanusiaan di Pangandaran.

Pada tanggal 17 Juli 2006, ratusan nyawa manusia hilang ditelan ganasnya gelombang. Sementara itu, puluhan nyawa lainnya hingga kini keberadaannya tidak diketahui. Bencana tsunami yang meluluhlantahkan Pangandaran dan sekitarnya meninggalkan bekas mendalam dalam benak masyarakat.

Ketua Forum Relawan Kabupaten Pangandaran Sutan Abdul Rosid mengatakan, bencana tsunami yang sempat melanda Pangandaran sepuluh tahun silam perlahan mulai hilang dari ingatan warga. “Dari dulu, baru sekarang kita mengenang korban tsunami,” ucap Rosid di Pantai Boulevard, Kawasan Wisata Pantai Barat Pangandaran, Minggu (17/7/2016).

Dengan simulasi bencana tersebut, kata Rosid, diharapkan masyarakat lebih waspada lagi akan terjadinya bencana khususnya sunami. 

“Sekaligus mengenang korban-korban yang gugur dalam sunami,” katanya. 

Pasalnya selain simulasi bencana, masyarakat juga diajak untuk berdoa di makam korban tsunami. Dengan begitu, warga akan memahami betul bahaya sunami.

Rosid mengatakan, sebelum mengadakan simulasi bencana, masyarakat dan relawan melakukan long march dari Jalan Kidang Pananjung, Pangandaran hingga Lapangan Boulevard. 

“Kita ingin memberitahu masyarakat luas untuk mengenang sunami,” ujarnya.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pangandaran, tercatat 405 jiwa meregang nyawa tersapu tsunami. Sementara itu, 27 jiwa lainnya hilang sampai detik ini. Tak hanya itu, 274 jiwa juga mengalami luka-luka. Total 13.198 orang harus mengungsi karena rumah mereka rusak.

Kepala BPBD Kabupaten Pangandaran Nana Ruhena mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian masyarakat yang tergabung dalam forum relawan terhadap bahaya bencana tsunami. Dengan simulasi tersebut diharapkan masyrakat khususnya yang tinggal di pesisir pantai mengetahui apa yang harus dilakukan tatkala bencana sunami menerjang. 

“Mengingat kembali , merasakan, juga sebagai pembelajaran,” ujarnya. (Agus Kusnadi)