SINGAPARNA, (KAPOL).-
Tak terasa, pendiri Pondok Pesantren Cipasung, KH. Ruhiat sudah meninggalkan kita semua selama 38 tahun. Sedang putranya, KH. Ilyas Ruhiat sudah 8 tahun berpulang ke pangkuan sang pencipta. Rabu (30/9/2015) malam lalu, ribuan jamaah, santri dan alumni memadati komplek Pondok Pesantren Cipasung Singaparna Kab. Tasikmalaya.
Mereka hadir dalam rangka memperingati haul KH. Ruhiat dan KH. Ilyas Ruhiat, dua tokoh ajengan Cipasung yang memiliki kontribusi besar dalam perjalanan bangsa Indonesia. Salah satunya adalah Nahdlatul Ulama.
Malam itu juga, tampak hadir matan Ketua PBNU, KH. Hasyim Muzadi. Beliau didaulat menjadi penceramah di depan ribuan jamaah yang hadir untuk sekedar ngalap berkah dari dua tokoh kyai dari bumi Priangan itu. Dalam ceramahnya, KH. Hasyim Muzadi berpesan tentang ilmu dan amaliyahnya.
“Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan,” ujar KH. Hasyim Muzadi.
Keberadaan Pondok Pesantren nyata sebagai sarana amaliyah. Menyampaikan ilmu yang dalam hal ini adalah ilmu agama Islam. Di tengah arus modernisasi saat ini, Cipasung tetap bertahan sebagai salah satu pondok pesantren salafi yang cukup besar di Indonesia.
“Semoga para ulama tetap istikomah menyampaikan ilmu dan keyakinannya untuk kepentingan umat,” imbuhnya.
Sebagai corong NU di Jawa Barat, KH. Hasyim Muzadi berhap Pondok Pesantren Cipasung tetap menjadi pilar terdepan dalam menjaga tradisi Islam ala Ahli Sunnah Wal Jamaah sebagaimana yang diwariskan oleh Almagfurlah, KH. Hasyim Asy’ari. (Imam Mudofar)
Komentar