Mensos Bantu Korban Bencana Garut Rp 3,66 Miliar

SOSIAL34 views

TARKI, (KAPOL).- Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia, Khofifah Indar Parawansa menyerahkan bantuan senilai Rp 3,66 miliar untuk warga korban bencama alam di Garut.
Bantuan tersebut untuk jaminan hidup (jadup) para korban banjir bandang di wilayah perkotaan Garut dan pergerakan tanah di wilayah Cisompet.

Bantuan sebesar itu, diperuntuakn bagi santunan untuk korban meninggal dunia, dana stimulan pembangunan rumah sementara serta bantuan kebutuhan pokok. Para korban bencana banjir juga akan mendapatkan bantuan hunian tetap yang dipersiapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU-PR).

“Selain itu, kami juga merencanakan akan memberi bantuan berupa isi perabotan rumah senilai Rp 3 juta per kepala keluarga,” ucap Khofifah di hadapan para korban banjir bandang di Rumah Perlindungan Sosial Tresna Wedha di Jalan Pembangunan, Kecamatan Tarogong Kidul, Sabtu (4/3/2017).

Adapun jumlah korban bencana alam banjir bandang dan pergerakan tanah di Kabupaten Garut yang mendapatkan bantuan berupa program jaminan hidup dari Kemsos RI sebagai upaya pemulihan pascabencana seluruhnya mencapai 1.724 jiwa.

Mereka mendapatkan bantuan jaminan hidup dari pemerintah sebesar Rp 10 ribu per hari selama 90 hari atau senilai Rp 900 ribu dengan total seluruhnya Rp 1,551 miliar.

Khofifah menjelaskan, program jaminan hidup itu berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Nomor 04 Tahun 2015 yang diberikan kepada keluarga yang rumahnya rusak berat.
Jadup diberikan satu kali dan pencairannya dilakukan setelah masa tanggap darurat selesai.

Khofifah berharap bantuan jaminan hidup yang diberikan dapat membantu mengurangi beban kehidupan sehari-hari selama masa pemulihan pascabencana.

Selain menyerahkan bantuan bagi para korban bencana banjir bandang dan pergerakan tanah di Garut, dalam kesempatan itu Khofifah juga menyerahkan bantuan berupa Program Keluarga Harapan (PKH).

Dalam kesempatan itu, ia meminta seluruh korban bencana banjir bandang Sungai Cimanuk di Kabupaten Garut, September tahun lalu, kembali bangkit menuju ke kehidupan yang lebih baik.

Pemerintah kata dia tak akan tinggal diam dalam membantu para korban banjir bandang agar bisa bangkit kembali.

Semua orang termasuk dirinya, tutur Khofifah, tentu akan turut merasakan kesedihan yang dialami para korban banjir bandang, apalagi mereka yang kehilangan anggota keluarga. Namun hal itu bukan berarti para korban harus terus meratapi kesedihannya tanpa berupaya untuk bangkit guna menyongsong kehidupan yang lebih baik lagi ke depannya.

“Kami mengerti dan bisa merasakan kesedihan yang kalian rasakan. Namun kita harus segera bangkit agar tidak terus larut dalam kesedihan dan bisa menyongsong kehidupan yang lebih baik lagi,” ujar Khofifah.

Bencana banjir bandang yang telah menimpa warga Garut itu, menurut Khofifah merupakan ujian dari Tuhan. Ini semata-mata agar kehidupan manusia bisa menjadi lebih baik dan kuat apabila mampu melewati cobaan tersebut.

Seluruh harta benda termasuk kehidupan manusia, tambahnya, merupakan milik Sang Pencipta yang sewaktu-waktu akan diambil-Nya. Oleh karena itu, janganlah kita terus larut dalam kesedihan jika dicoba Tuhan dengan diberikan musibah.

“Suami saya juga meninggal dan saya sangat sedih. Namun akhirnya saya sadar bahwa itu merupakan milik Allah,” katanya.

Khofifah juga meminta agar para korban bencana alam bisa bersabar untuk menunggu upaya pemerintah melakukan penanggulangan seperti membangun tempat tinggal yang layak dan aman. Dia meyakinkan kalau pemerintah tentunya tidak akan tinggal diam dan membiarkan rakyatnya ada dalam penderitaan.

Menurutnya, pemerintah akan terus berupaya membangun kehidupan masyarakat agar lebih baik, dengan menyalurkan berbagai program bantuan. Termasuk di antaranya bantuan berupa pembangunan tempat hunian yang aman dan nyaman agar keamanan warga bisa terjamin dan terhindar dari ancaman bencana. (Aep Hendy S)***