Payung Geulis Menyisihkan Umbrella Girl

BUDAYA58 views

BUNGURSARI, (KAPOL).- Tasikmalaya memang dikenal kota Seribu Pesantren. Tak heran, jika ada kegiatan masyarakat yang tidak selaras dengan ajaran Islam, akan selalui menuai reaksi. 

Apalagi setelah terbit Perda Tata Nilai Kehidupan Bermasyarakat Di Kota Tasikmalaya tahun 2009, soal moral pun diurus Pemerintah.

Imbasnya, pertandingan Cabang Olaharaga Road Race PON XIX Jabar 2016 yang digelar di Sirkuit Bukit Peusar Kota Tasikmalaya harus menyesuaikan aturan yang ada dengan menghilangkan pendamping pebalap atau dikenal dengan sebutan “Umbrella Girl”.

Para perempuan berpakaian seksi yang kerap memayungi pebalap saat balapan dimulai diganti dengan perempuan berpakaian adat khas sunda. Termasuk payung yang biasa menaungi pebalap menggunakan payung tradisional khas Tasik yaitu “Payung Geulis”. Maka sebutan untuk perempuan pendamping pebalap diganti dengan panggilan “Mojang Payung”.

“Jadi tak ada Umbrella Girl. Yang ada Mojang Payung,” kata Wakil Sekretaris Sub PB PON Jabar di Kota Tasik, Deri Daswara, Jumat (23/9/2016).

Menurut Deri, ide mojang payung dilontarkan Ketua KONI Kota Tasikmalaya, Eddy Supriadi agar adat dan budaya erpelihara. Memakai jasa 31 Mojang dari Ikatan Mojang Jajaka Kota Tasikmalaya, para Mojang Payung akan menjadi ciri khas tersendiri pada balapan motor PON XIX ini hari minggu nanti.

“Ternyata direspon baik oleh semua yang akhirnya Umbrella Girl dihilangkan diganti dengan Mojang Payung tadi,” ujarnya.

Koordinator Mojang Payung, Arifin Rahman mengatakan, pra mojang payung itu akan mengenakan kebaya khas sunda dengan berkerudung. Alas kaki dengan Kelom Geulis sehingga lengkap sudah semua yang dikenakan produk asli industri rumahan Tasikmalaya.

“Mereka (Mojang Payung) bukan hanya di lintasan, tapi menjadi pendamping panitia juga saat penyerahan medali,” ucap Arif. (Jani Noor)