Nelayan Meninggal Akibat Kecelakaan, Akan Mendapat Santunan Rp 150 Juta

SOSIAL13 views

​PANGANDARAN, (KP).-Menteri  Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengatakan nelayan yang mengalami kecelakaan dan meninggal duni akan mendapat santunan sebesar Rp 150 juta perorang.

Sedangkan yang mengalami cacat tetap mendapat santunan sebesar Rp. 100 juta dan biaya pengobatan sebesar Rp 20 juta. 

Hal itu diberikan sebagai bagian dalam upaya melindungi nelayan dan meningkatkan kesejahteraan nelayan.

“Ada 500 ribu nelayan yang akan mendapat jaminam asuransi dalam upaya melindungi nelayan,” kata Susi di Pangandaran.

Susi juga mengatakan pada tahun 2017 ini, pihak KKP akan memberi bantuan kepada nelayan sebanyak 1.080 kapal penangkap ikan (ukuran kurang dari 5 GT – 120 GT), 22 kapal pengangkut (ukuran 70 GT dan 100 Gt) dan 2.990 unit alat tangkap.

Lebih lanjut Susi mengatakan, KKP akan terus melakukan koordinasi dengan lembaga lain untuk menjaga keamanan di wilayah pesisir agar hasil laut lainnya dapat terawasi langsung oleh pemerintah.

Susi juga menyampaikan dalam sambutannya, bahwa atas doa dan dukungan selama ini tugasnya berjalan dengan lancar.

 Menurut dia, bahwa kini perikanan akan meningkat dengan dicanangkanya program larangan illegal fishing. Hal itu bakal mencukupi kebutuhan ikan di Indonesia.

“Kebencian terhadap larangan dari kebijakan-kebijakan saya akan menjadi kemajuan Indonesia. Saya larang sistem cantrang karena saya sayang dan cinta terhadap nelayan,” ungkapnya.

Namun menurut dia, kekurangan saat ini adalah masih adanya nelayan yang miskin. Tetapi dengan diadakannya asuransi nelayan diharapkan generasi muda mau dan semangat untuk menjadi nelayan. 
Sementara itu pagu anggaran dalam APBN untuk KKP sebesar Rp 9,27 triliun. Angka tersebut turun sebesar Rp 4,53 triliun dibandingkan APBN 2016 sebesar Rp13,8 triliun.

“agu anggaran KKP disetujui DPR sebesar Rp 9,27 triliun di 2017. Lebih sedikit dari tahun ini, tapi ya memang itu yang saya inginkan, sedikit yang penting tepat sasaran dan penggunaannya,” ungkap Susi.(Agus Kusnadi)***