Normalisasi Sungai Cibanjaran 

KAB. TASIK74 views

SUKARATU, (KAPOL).- Sungai Cibanjaran yang berhulu dari kaki Gunung Galunggung mulai dilakukan normalisasi, Jumat (29/3/2019).

Hal ini menyusul pasca terjadinya bencana banjir bandang meluapnya aliran sungai tersebut ke tiga desa di kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya.

Upaya normalisasi dilakukan dengan cara mengeruk sedimen lumpur, pasir dan batuan dari aliran sungai Cibanjaran mempergunakan alat berat excavator.

Selain itu normalisasi juga diakukan untuk mengembalikan alur sungai dan mebetulkan kembali tanggul yang sempat jebol diterjang banjir.

“Untuk tanggul yang jebol bisa teratasi. Kita terus bekerja dengan alat berat hingga dini hari. Menormalisasi dan pembentengen tanggul yang jebol,” jelas Camat Sukaratu Roni A.Ks kepada KP, Jumat (29/3/2019).

Setidaknya pihaknya menaksir memerlukan waktu 2 sampai 3 hari guna melakukan perbaikan tanggil dan normalisasi sungai Cibanjaran. Akan tetapi bila ada tambahan alat berat maka waktu kerja bakal lebih cepat.

Meski begitu, untuk aliran air yang sempat masuk ke jalan perkampungan Babakan Kondang Desa Sinagar, dikatakan Roni, sudah bisa teratasi.

Arus air terbendung dan aktivitas warga sudah mulai berangsur normal.

Dari catatan pihak kecamatan setidaknya tercatat ratusan rumah sempat terendam banjir bandang pada Rabu (27/3/2019) lalu. Seperti di Desa Gunungsari ada 190 rumah, Desa Sinagar 32 rumah dan Desa Linggajati berupa lahan persawahan kolam. Jika di totalkan ditaksir lebih dari 100 hektar.

Sejumlah pihak berprediksi jika penyebab musibah banjir bandang sungai Cibanjaran akibat dampak aktivitas pertambanan pasir gunung yang di lakukan di kawasan hulu sungai.

Pasalnya sedimentasi sungai ditemukan berupa material lumpur pasir dan bebatuan.

Akan tetapi hal itu dibantah oleh salah seoang pengusaha galian pasir H Endang Abdul Malik alias Endang Juta pemilik perusahaan CV Putra Mandiri.

“Salah bisa kejadian kemarin itu menyalahkan aktivitas pertambangan pasir. Sebab sudah dari belasan tahun lalu aliran sungai Cibanjaran memang sudah dangkal. Justru kalau alirannya terlalu dalam, maka ribuan hektar lahan persawahan di sekitar kaki Galunggung tidak akan teraliri air, karena posisinya berada di atas sungai,” jelas dia.

Kejadian banjir kemarin juga dikatakan Endang Juta sebagai siklus 5 tahunan. Dimana pada 5 tahun lalu pun dan kelipatannya kerap terjadi. Oleh sebab itu jangan sepenuhnya menyalahkan pertambangan.

Apalagi di perusahaan galian miliknya sudah menerapkan standar pertambangan. Dimana ada kolam-kolam penampungan air limbah pencucian pasir.

Sehingga sebelum air mengalir kembali ke sungai, di kolam ini lumpur sisa pencucian sudah diendapkan dan air yang dibuang sudah mulai jenih kembali. (Aris Mohamad F)**