NU dan Muhammadiyah Siap Kawal Pilkada Lebih Baik

POLITIKA14 views

image
Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Tasikmalaya, KH Didi Hudaya (kiri) dan Ketua PD Muhammadiyah Kota Tasikmalaya, Drs. H. Syarif Hidayat, M.Si serius akan mengawal Pilkada lebih baik. Mereka bertemua di RM Astro, Kamis (7/4/2016) | JANI NOOR/"KAPOL"

TASIKMALAYA, (KAPOL).-
Peran Ormas Keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah dalam peradaban bangsa tidak bisa dinapikkan. Keduanya bagian salah satu komponen bangsa yang telah melahirkan Indonesia.

Dalam perhelatan Pilkada pun peran dua organisasi ini sangat dibutuhkan. Pasalnya memiliki kewajiban mengawal dan mendorong tatanan pemerintahan lebih baik.

Mewujudkan hal itu, Kamis (7/4/2016), pimpinan NU dan Muhammadiyah diwakili Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Tasikmalaya, KH Didi Hudaya dan Ketua PD Muhammadiyah, H. Syarif Hidayat, M,Si secara tidak sengaja bertemu di Rumah Makan Astro, Jalan R Ikik Wiradikarta.

KH Didi maupun Syarif duduk satu meja dan bersenda gurau namun serius membincang persoalan Kota Tasikmalaya. Termasuk perhelatan Pilkada 2017 yang mau tidak mau akan menjadi perhatian serius seluruh masyarakat Kota Tasikmalaya.

Ditanya soal Pilkada, KH Didi menegaskan bahwa NU dan Muhammdiyah punya kewajiban mengawal Pilkada lebih baik. Bagaimana masyarakat tidak terjebak hal pragmatis dalam menentukan kepemimpinan Kota Tasikmalaya.

“Terpenting kami NU dan Muhammadiyah sudah mengingatkan. Adapun masyarakat nanti seperti apa, itu soal lain,” kata Didi.

NU pun dalam waktu dekat akan merumuskan kriteria ideal pemimpin Kota Tasikmalaya sebagai pedoman masyarakat dalam memilih karena kunci pertama persoalan bangsa ada di pemimpinnya.

“Termasuk pertemuan dengan Muhammadiyah ini tidak akan sampai disini saja. Tapi harus berlanjut secara formal yang tentu bukan sekedar persoalan pilkada,” ujar Didi.

Ketua PD Muhammadiyah Kota Tasikmalaya, Drs. H. Syarif Hidayat, M.Si menyinggung soal kriteria siapa yang dan bagaimana figur Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya kedepan sudah banyak dipahami. Apalagi menurut agama sudah ditentukan dan ada disaku masing-maing.

Namun kalau secara eksplisit, Kota Tasikmalaya itu butuh pemimpin yang dicintai anak buah dan rakyatnya. Tidak terjadi saling menghujat, tapi saling merawat.

“Intinya yang bisa taat aturan saja. Itu kuncinya,” ucapnya.

Syarif pun tidak mengharuskan agar Wali Kota dan Wakil Wali Kota nanti merepresentasikan warga NU dan Muhammdiyah, karena yang menentukan adalah pilihan masyarakat.

“Memang terbesar adalah warga NU dan Muhammadiyah. Kalau mereka peka dan menginginkan kenapa tidak ada kolaborasi yang mewakili NU dan Muhammadiyah,” tuturnya.

Saat ditanya apakah KH Didi maupun Syarif siap mencalonkan, Didi menjawab bahwa NU berperan ditataran nilai bukan praktis. Begitupun Muhammadiyah yang kata Syarif sama halnya seperti NU.

“Tapi kalau masyarakat menginginkan, kenapa tidak ya kang ajengan,” kata Syarif balik bertanya kepada Didi sambil tertawa. (Jani Noor)