IKA Sumartika (48) hanya bisa pasrah dan tergolek lemah di atas tempat tidur, Selasa (12/8/2015) petang. Saat ini benjolan di payudara kanan sudah melebihi kepalanya sendiri. Jika rasa sakit memuncak, istri dari Asep Purnama (50) ini kehilangan kesadaran.
“Nyeri A, seperti terbakar. Kalau berdiri juga bahu terasa pegal. Jadi tidur saja di tempat tidur sudah seminggu juga,” ujarnya ketika ditemui di kediamannya, di Kp. Cikalang Girang RT 01/17 Kelurahan Kahuripan Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.
Mulanya benjolan tersebut sebesar kepalan tangan, namun dari hari ke hari membesar. Bahkan mengeluarkan nanah di beberapa titik.
“Dua tahun yang lalu pernah ke dokter. Disarankan untuk dicek apakah tumor jinak atau kanker, tapi biaya dari mana,” katanya.
“Inginnya mah sembuh, saya sudah pasrah karena pengobatan membutuhkan biaya yang tidak sedikit,” ujarnya sambil berlinang air mata.
Di rumah sederhana tersebut, ia tinggal bersama orang tua dan adiknya. Penghasilan keluarga ditopang dari upah menjahit borongan mukena.
Sementara suami hanya pekerja serabutan dengan penghasilan tidak menentu.
“Borongan mukena paling banyak sehari satu kodi jika sedang sehat. Cuma dikasih Rp 1.700 per buah, itu juga harus beli karet mukena. Saya juga tadinya jualan kreditan baju, karena istri sakit jadi tidak fokus,” ujarnya.
Suaminya pun sempat membawa ke UGD di salah satu rumah sakit swasta di Jalan Sutisna Senjaya. Namun karena tidak ada biaya, niat menjalani pengobatan pun diurungkan.
“Kartu BPJS Kesehatan juga sudah daftar, tapi harus menunggu dua minggu lagi. Makanya ditolak,” kata Asep.
“Jadi pulang lagi ke rumah. Belum diperiksa sama dokter karena rumah sakitnya tidak mau menerima tanpa ada jaminan maupun BPJS,” ujarnya menuturkan.
Sementara keduanya belum memiliki kartu Jamkesmas ataupun bantuan pemerintah setempat. Nasib Ika kini bergantung pada Maha Kuasa. “Cuma berharap welas asih saja buat kesembuhan istri,” katanya. (Inu Bukhari)*
Komentar