Nyopet di CFD, Dibekuk

HUKUM16 views

TASIKMALAYA, (kapol) – Mulanya Ida berniat menghabiskan hari Ahad, (6/8) sekitar pukul 08.00 WIB di kawasan Car Free Day (CFD) jalan KH Zaenal Mustofa, Kota Tasikmalaya. Tapi siapa sangka, ia justru menjadi korban pencopetan.

Beruntung, pelaku dapat langsung ditangkap seketika. Suami Ida, Dudung mengatakan keluarganya ingin berolahraga di kawasan CFD.<br>Tetapi, ketika tengah berjalan, Ida merasa heran karena dompetnya tak ada di sakunya. Seketika itu pula, ia melirik ke arah pelaku, Medi Andriansyah yang berada di sampingnya.

Mendapat tuduhan copet, pelaku malah melempar kesalahan. “Bukan saya, bukan, itu yang ambil yang pakai topi hitam,” kata Dudung menirukan ucapan pelaku yang mengelak mengambil dompet Ida.<br>Tapi Ida dan Dudung tak lantas percaya atas ucapan tersebut. Ia langsung memanggil petugas keamanan yang berpatroli di kawasan CFD.

Saat digeledah, benar saja, dompet Ida kedapatan berada di saku Medi. Guna menghindari amukan warga, Medi pun diamankan ke pos polisi terdekat. Pelaku pun langsung digledah untuk mencari barang bukti lainnya. Ternyata ada ponsel yang diakuinya hasil pencopetan. Selain itu, ada pula balutan kain berwarna putih yang terdapat di dalam dompetnya. Pelaku mengakuinya sebagai jimat.

“Jimat buat usaha dari kakek, dikasih dari kecil sampai sekarang,” kata Medi. Selanjutnya, usai sejumlah bogem mentah diterimanya, ia mengakui aksinya tak dilakukan seorang diri. Ada satu temannya bernama Iwan yang masih melengang bebas.

“Satu lagi sama Iwan saya kesini, dia orang Galunggung (Kabupaten Tasikmalaya,” tuturnya. Dengan diselingi air mata, Medi menyebut aksinya baru dilakukan pertama kali. Sebab, pria berusia 33 tahun itu mengakui sehari-hari bekerja sebagai penjual pakaian di Bandung.

Keuntungan sebagai penjual pakaian, sebutnya, berkisar 20-30 ribu rupiah per hari. “Saya orang Ciparay (Bandung) biasanya jualan disana, kesini cuma main saja,” kata pria beranak satu itu.

Sekitar setengah jam kemudian, ia digiring oleh petugas kepolisian menuju Polsek terdekat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.<br>Massa yang geram sempat menunggunya di luar pos polisi untuk menghakiminya. Beruntung tak ada aksi pengadilan jalanan karenan petugas kepolisian mengawal ketat pelaku hingga Polsek. (Imam Mudofar)