BANJAR, (KAPOL).- Wali Kota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih, mengultimatum, masyarakat yang berpenghasilan diatas Rp 2 juta, supaya jangan menggunakan gas elpiji 3 kg.
Peringatan dari Banjar Satu (B 1) tersebut, ditegaskanya disela-sela acara apel gabungan yang dihadiri ratusan ASN di lingkungan Pemkot Banjar di halaman Kantor Wali Kota Banjar, Jalan Siliwangi, belum lama ini.
Menurut Hj. Ade, gas melon itu disubsidi pemerintah untuk mencukupi kebutuhan masyarakat miskin. Artinya, gas elpiji 3 kg adalah haknya warga miskin.
“ASN dan warga berpenghasilan diatas Rp 2 jt, jangan lagi menggunakan gas elipiji 3 kg. Diharuskan beralih dari yang biasanya menggunakan gas bersubsidi, menjadi gas elpiji non subsidi. Misal, bright gas 5 kg itu,” ujar Hj. Ade.
Ditempat terpisah, Ketua Himpunan Swasta Minyal dan Gas (Hiswanamigas) Priangan Timur, Sigit Wahyu, menyatakan, penyaluran gas elipji bersubsidi dijadwalkan mulai tahun 2018, menggunakan e-Voucer.
” Otomatis penerimanya itu, nanti hanya pemegang kartu sejahtra saja. Yaitu, masyarakat yang tergolong masyarakat miskin,” ucap Sigit.
Terkait upaya mengantisipasi kelangkaan gas elpiji 3 kg di Kota Banjar di akhir tahun 2017, dikatakan dia, saat ini sudah ditambah 6.160 tabung.
“Penambahan itu, diperuntukkan mencukupi kebutuhan masyarakat selama 2 hari, yaitu tanggal 7 dan 8 Désémber 2017 ini. Sebelumya tanggal 1 Desember juga, sudah di tambah supply-nya 100 persen,” kata H. Sigit.
Bersamaan itu, digelar juga operasi pasar untuk menstabilkan harga gas elpiji dipasaran. Menurutnya lagi, bagi masyarakat yang merasa kesulitan mencari LPG 3 kg, atau adanya harga yang tidak wajar, supaya menghubungi Contact Pertamina: 1500 000.
Pengurus Hiswana Migas Priangan Timur di Kota Banjar, sekaligus Owner Agen LPG 3 Kg Bersubsidi PT Anugrah Ilahi, H. Andi Rusmana, operasi pasar yang digelar selama ini, per agen mendapatkan 560 tabung LPG 3 kg.
“Operasi pasar digelar 11 agen selama 2 hari. Per Agen-nya sebanyak 560 tabung LPG 3 kg, ” tutur H.Andi.
Dijelaskan dia, upaya mengamankan gas elipiji 3 kg bersubsidi di Kota Banjar, melalui operasi pasar dilapangan, Pertamina bekerjasama Hiswana Migas dan Pemkot Banjar.
Kendati ada Operasi Pasar Gas Bersubsidi, sejumlah pengecer dan konsumen mengalami kesulitan mencari gas elpiji 3 kg.
“Kami diharuskan mencari LPG 3 kg ke pusat kota yang berjarak jauh, karena pengecer di warungan kosong. Harganya pun mahal, Rp 22 ribu,” ujar Ny. Saidah (45), warga Néglasari, Kec Banjar diamini warga lainnya, Jum’at (8/12/2017). (D. Iwan)***