SUMEDANG,(KAPOL).- Bupati Sumedang H. Eka Setiawan dinobatkan sebagai bapa pemerhati seni dan budaya oleh Original Rekor Indonesia (ORI).
Penobatan tersebut, disampaikan langsung Ketua ORI, Agung Elvianto, pada saat acara helaran/arak-arakan benda pusaka koleksi Museum Prabu Geusan Ulun (MPGU), di Halaman Gedung Srimanganti, Selasa (21/11/2017).
Dalam kesempatan tersebut, pihak ORI sengaja datang ke MPGU untuk memberikan penghargaan Original Rekor Dunia Indonesi Award kepada pihak Yayasan Pangeran Sumedang atas rekor yang diraihnya pada saat pelaksaan Haol Pangeran Sugih ke-135.
Dimana pihak YPS ini dianggap berhasil mendapat Original Rekor Dunia Indonesia Award sebagai pelaksana Penceramah Terbanyak pada pelaksanaan Haol Akbar Pangeran Sugih ke-135.
“Pelaksanaan Haol Pangeran Sugih ke-135 kemarin berhasil masuk Original Rekor Dunia Indonesia. Dengan jumlah penceramah sebanyak 42 penceramah, dihadiri 20.054 jemaah dan dilaksanakan selama sembilan hari sembilan malam,” kata Agung Elviano kepada Kabar Priangan Online (KAPOL).
Selain memberikan penghargaan ORI kepada sejumlah pengurus YPS, Agung juga memberikan penghargaan ORI kepada H. Eka Setiawan atas prestasinya sebagai pendukung pelaksanaan Haol Akbar Pangeran Sugih ke-135.
“Karena kepeduliannya terhadap seni dan budaya begitu besar, maka dalam kesempatan ini kami juga mengangkat Bupati Sumedang sebagai bapa pemerhati seni dan budaya,” ujar Agung.
Sementara itu, pelaksanaan kegiatan helaran benda pusaka koleksi MPGU tahun ini terlihat lebih meriah dari tahun sebelumnya.
Betapa tidak begitu, pada acara “ngarak pusaka” kali ini Bupati Sumedang turut serta langsung mengikuti prosesi helaran pusaka tersebut.
Dengan pengawalan sejumlah abdi dalem, Bupati Eka turut berjalan kaki memimpin rombongan pengarak benda pusaka yang diikuti oleh ratusan masyarakat adat.
Benda pusaka unggulan MPGU yang diarak mengelilingi Kawasan Alun-alun Sumedang ini, antara lain Mahkota Binokasih, Siger, Pedang Ki Mastak peninggalan Prabu Tadjimalela, Keris Ki Dukun peninggalan Prabu Gajah Agung, Keris Panunggul Naga peninggalan Prabu Geusan Ulun, Keris Naga Sasra I peninggalan Prabu Panembahan, Keris Naga Sasra II peninggalan Pangeran Kornel, Badik Curuk Aul 1, Badik Curuk Aul II peninggalan Mbah Jaya Perkosa, dan Bonang Sari Oneng. (Taufik Rochman)***