TASIKMALAYA, (KAPOL).-
Ketua DPD PAN, Miftah Fauzi merasakan situasi tak bergairah ini. Padahal pemilik Pilkada itu parpol kalau secara administratif.
Untuk itu PAN mengajak semua elit politik Kota Tasikmalaya untuk tidak terjebak pada kepentingan partai saja, tapi harus ada lompatan mengenai apa yang dibutuhkan publik.
“Kami PAN tidak bisa bicara dalam sisi kepartaian saja, tapi harus bicara juga apa yang dibutuhkan publik karena hakikat pilkada memilih pemimpin publik. Apakah sekarang masih butuh karakter pemimpin daerah seperti itu. Harus berkarakter pengusaha, birokrat, cendikiawan, intelek, atau bagaimana ?. Kriteria ini harus di rumuskan demi kemajuan Kota Tasik,” kata Miftah.
Pandangan lain dari PKB berbeda dengan PAN. Sekretaris DPC PKB, Muqit Nuryadin mengatakan tidak bergairahnya Pilkada karena semua partai masih melihat dan menunggu.
Bukan karena mengedepankan politik untung rugi, tetapi yang namanya kompetisi harus menang.
“Jadi pasti belum menghangat karena bicara politik ya bicara kepentingan. Semua partai punya strategi dan ingin menang. Kapan harus bergerak, kapan harus diam. Yang jelas ini lah realitanya,” ucap Muqit.
Muqit pun berkeyakinan Pilkada Kota Tasikmalaya tidak akan terjadi calon tunggal karena karakteristik masyarakat Kota dan Kabupaten berbeda.
“Pemegang saham pilkada bukan parpol saja tapi seluruh masyarakat. Maka kenapa ada ruang bagi jalur perseorangan juba bahwa Pilkada bukan milik parpol semata,” katanya.
Pengamatan “KP”, Pilkada Kota Tasikmalaya tidak akan terjadi calon tunggal. Pasalnya sudah ada calob dari Independen yang mulai mengumpulkan bukti KTP dukungan.
Begitupun dengan partai politik, dipastikan dalam waktu dua atau tiga bulan kedepan sudah mulai masif karena dekatnya tahapan pelaksanaan. (Jani Noor)
Komentar