Pangandaran Pelajari Sanksi Sosial dan Desa Adat Bali

LINIMASA32 views

BALI, (KAPOL).-
Jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran diterima langsung oleh Kepala Kesbangpolinmas Kabupaten Badung Bali di gedung kantornya, Senin (7/11/2016). Dalam kunjungannya ke Bali, Pemda Pangandaran melibatkan perwakilan nelayan, tokoh nelayan dan pedagang pantai Pangandaran.

Asisten Daerah I Sekretariat Daerah H Tatang Mulyana yang ikut dalam rombongan tersebut mengatakan, kunjungan tersebut dalam rangka study banding ke daerah tempat wisata di Bali, termasuk ke Pemda Kab Badung Bali melalui Badan Kesbangpolimas.

“Pertama kita akan menyampaikan maksud dan tujuannya kepada pihak Kesbangpolimas Badung terkait keorganisasian pecalang yang rencananya akan dibentuk di Pangandaran sebagai penjaga pantai untuk memberilan pelayanan dan kenyamanan para wisatawan yang berwisata ke Pangandaran supaya betah,” ungkapnya.

Tidak hanya keorganisasiannya saja, lanjut Tatang, juga ingin menambah pengetahuan dan pengalaman tentang pecalang, termasuk managemennya.

“Kami juga ingin tau bagaimana dengan sistem penggajiannya bagi pecalang atau penjaga pantai,” ujarnya.

Adapun tujuan study banding tersebut, kata Tatang, untuk meningkatkan pariwisata di Pangandaran. “Mulai tahun 2017 ini kan, Pemda Pangandaran mulai melakukan penataan kawasan obyek wisata termasuk membuat mukanya Pangandaran atau ruang terbuka hijau sebagai salahsatu daya tarik para wisatawan,” ungkapnya, seraya dirinya mengatakan, kunjungan study banding ini berdasarkan program pemerintah Daerah menuju wisata yang mendunia.

“Intinya kami ingin mendapatkan wawasan dalam aspek keamanan, kenyamanan, ketentraman dan kebersihan yang ada di Kab Badung Bali,” ucapnya.

Kepala Kesbangpolimas Kab Badung Nyoman Suendi mengatakan, bahwa 80 persen pendapatan terbesar di Bali adalah dari wisatanya. Menurut dia, bahwa cuaca panas di Bali sangat menguntungkan Pemerintah Daerah, karena kalau tidak panas obyek wisata di Bali tidak akan laku.

“Karena banyak wisatawan mancanegara yang ingin berjemur di obyek wisata tersebut,” ungkapnya.

Lanjut Dia, kenapa negara Eropa melirik Bali, karena di Bali ada dua warga yakni warga adat warga asli dan warga tamu yang wajib dilindungi. Sebagian besar warga negara Australia.

“Kenapa Bali bisa harmonis, karena ada satu hal, hidupnya dan agamanya excellent dan tidak mau berkonflik. Dan Bali terkenal dengan istilah pamali,” ujarnya.

Kata Nyoman, pariwisata dikelola oleh desa adat yang mengelola obyek wisata. Pemda hanya membackup saja, sementara yang melakukan pengelolaan wisata yaitu desa adat yang dibawahnya ada pecalang.

Sementara kata Nyoman, badang Kesbang bertugas mengayomi dan mendorong paguyuban-paguyuban yang ada di Kab Badung.

“Tragedi bom Bali menjadi susah masyarakat Bali, maka dengan kepedulian paguyuban dan keterlibatan masyarakat sangat penting apalagi terdapat 300 cctv, sementara desa adat menjaga wilayahnya masing-masing. Karena Bali punya sanksi sosial,” ungkapnya.

Pecalang sudah terbentuk sejak sebelum Indonesia merdeka, bahkan kalau ada apa-apa di masyarakat yang mengganggu keamanan, akan lebih cepat ditangani.

“Padahal tidak di gaji, namun mereka yang mengelola wisata, Pemda hanya memberikan bantuan sarana dan fasilitasnya saja,” ucapnya, seraya dirinya mengatakan, bahwa PAD Kab Badung mencapai sekitar 4 miliar sedangkan APBD nya mencapai sekitar 5 miliar. (Agus Kusnadi)***

AGUS KUSNADI/”KP” Kepala Kesbangpolimas Kab Badung Bali Nyoman Suendi serahkan cendera mata kepada Asda I H Tatang Mulyana di kantor Kesbangpolimas Kab Badung, Senin (7/11/2016).