JATINANGOR, (KAPOL).- Sejumlah kepala desa (Kades) di Kecamatan Jatinangor, Kab. Sumedang, menolak reaktivasi jalur kereta api Rancaekek – Tanjungsari yang melintasi wilayah Jatinangor.
Mereka menilai rencana tersebut tak memiliki dampak positif untuk warga dan lingkungan sekitarnya.
Bahkan, reaktivasi dipastikan membuat ribuan warga Jatinangor yang sudah puluhan tahun menetap di atas lahan bekas jalur kereta api kehilangan tempat tinggal.
Imbasnya, kesejahteraan warga akan mengalami penurunan yang signifikan.
Dibenarkan, Kepala Desa Cipacing, Iwan Kurniawan kepada Kabar Priangan Online (KAPOL), Selasa (16/5/2017) seusai rapat mingguan di Desa Hegarmanah – Jatinangor.
“Terdapat ribuan kepala keluarga (KK) warga Jatinangor yang menduduki lahan bekas jalur kereta api tersebut,” katanya.
Mereka, kata dia, ada di Desa Cipacing, Sayang, Cikeruh, Cilayung dan Cileles.
“Untuk di Desa Cipacing, diperkirakan ada sekitar 60 KK dan sudah ada disana sejak puluhan tahun silam,” katanya.
Menurutnya, mereka menempati lahan itu didasari penilaian sebagai lahan yang dibiarkan atau tanpa ada pengawasan serta pemeliharaan.
“Alasan lain, mereka merupakan keluarga tidak sejahtera yang tak memiliki lahan untuk membangun rumah,” tuturnya.
Apa yang akan terjadi, kata dia, jika mereka harus pindah atau tak boleh menempati lagi?. “Korelasinya sudah jelas, kelangsungan hidup mereka terancam dan akan bermukim dimana?,” ujarnya.
Hal itu dibenarkan Kades Hegarmanah, Dede Sumitra yang juga dengan tegas menolak reaktivasi jalur kereta api di Jatinangor.
Menurutnya, warga Desa Hegarmanah yang menempati lahan itu sekira lebih dari 200 KK.
“Tak jelas, apakah mereka akan direlokasi kemana dan dimana, kami menilai wacana itu tak jelas,” tuturnya.
Imbasnya, mengingat wacana itu terdengar oleh mereka, maka warga pun resah.
“Mereka bingung menyikapi wacana reaktivasi tersebut. Wajar saja, nasib mereka terancam dan akan kehilangan tempat tinggal,” ujarnya.
Bukan hanya dirinya yang menolak rencana itu, kata dia, bahkan semua kades di Jatinangor pun menolak wacana reaktivasi jalur kereta api tersebut.(Azis Abdullah)***