GARUT, (KAPOL).- Renacana kedatangan Ustad Bachtiar Natsir dan KH Ahmad Shabri Lubis ke Kabupaten Garut mendapat penolakan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Garut.
PCNU Garut menilai Ustad Bachtiar Natsir tak pantas memberikan tausiyah karena tidak menyejukan dan cenderung melukai perasaan sebagian warga Indonesia.
Sikap tegas PCNU yang menolak rencana kedatangan Ustad Bachtiar Natsir pada acara tabligh akbar di Alun-alun Garut diungkapkan Wakil Sekretaris PCNU Garut, Aceng Hilman Umar Basori.
Bahkan diakuinya, penolakan tersebut secara resmi sudah disampaikan ke DKM Masjid Agung Garut melalui surat.
“Yah, dengan tegas kita menolak renacana kedatangan Ustad Bachtiar Natsir dan KH Ahmad Shabri Lubis ke acara tabligh akbar yang akan diselenggarakan di Alun-alun Garut, Sabtu 11 November mendatang. Keduanya kami nilai tak pantas untuk berdakwah di Garut karena sering melontarkan ungkapan yang tidak menyejukan dan cenderung melukai perasaan orang lain,” ujar Aceng Hilman saat ditemui di Sekretariat PCNU Garut di Jalan Suherman, Tarogong Kaler, Senin (6/11/2017).
Menurut Hilman, PCNU sama sekali tidak melarang kegiatan tabligh akbar yang akan diselenggarakan. Namun yang menjadi permasalahan dalam kegiatan tersebut adalah kehadiran Ustad Bachtiar Natsir dan KH Ahmad Shabri Lubis yang dinilai tak pantas memberikan tausiyah di Garut.
“Kalau dengan kegiatan tabligh akbarnya tidak da masalah dan kami tak akan melarangnya. Kami hanya menolak kehadiran Ustad Bachtiar Natsir dan KH Ahmad Shabri Lubis yang akan mengisi acara dalam kegiatan tersebut,” kata Lukman.
Dia mencontohkan, pihaknya tak pernah melarang kegitan tabligh akbar yang menampilkan Aa Gym, Ustad Evi, serta yang lainnya. Bahkan PCNU selalu mendukung kegiatan-kegiatan tersebut.
Namun rencana kehadiran Ustad Bachtiar Natsir dan KH Ahmad Shabri Lubis dalam acara tabligh akbar benar-benar tak bisa diterima karena berbagai pertimbangan.
Menurut Lukman, penolakan kehadiran kedua ulama itu sudah berdasarkan kajian yang dilakukan PCNU. Ada beberapa faktor sehingga PCNU Garut menolak kehadiran Ustad Bachtiar Natsir. Pertama dari judul tabligh akbar yang dinilai tak sesuai dengan wilayah Garut.
“Judulnya saja Garut Bumi Islam. Kalau seperti itu yang di luar Islam tidak boleh tinggal di Garut? Bukannya kami tak setuju, tapi ada prinsip di Islam yang toleran, seimbang, dan menyayangi seluruh umat sedangkan tema kegiatan tersebut sama sekali tidak mencerminkan hal itu,” ucapnya.
Alasan lainnya, tambah Lukman, dalam spanduk acara juga terdapat gambar bendera yang biasa digunakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang diletakan di atas gambar bendera merah putih.
Padahal HTI sudah jelas dilarang oleh pemerintah sehingga keberadaan logo tersebut seolah mempertegas eksistensi organisasi “hantu” yang memberi ketakutan kepada warga.
“Apalagi selama ini Bachtiar Natsir cenderung membiarkan radikalisme atas nama agama. Ia tak tegas terhadap paham radikalisme,” ucapnya.
Dalam hal ini, tuturnya, PCNU Garut mencium adanya agenda tersembunyi yang dibalut dengan konsep tabligh akbar. PCNU Garut sendiri sebelumnya sempat kecolongan saat Ustaz Bahtiar Nasir datang beberapa waktu lalu dan berceramah ke Garut.
“Kami tak mau kecolongan untuk yang kedua kalinya dengan kehadiran Ustad Bachtiar Natsir di Garut. Itulah makanya kami dengan tegas menolak kehadirannya pada acara tabligh akbar nanti,” katanya.
Lukman menegaskan, apabila Ustad Bachtiar Natsir bersikukuh untuk tetap datang ke acara tabligh akbar di Alun-alun Garut tersebut, maka PCNU akan turun ke lapangan untuk mengadang kehadirannya.
Hingga berita ini dibuat, belum ada klarifikasi dari pihak panitia tabligh akbar terkait penolakan PCNU. Sejumlah panitia yang ditemui di Pesantren Al Bayyinah di Jalan Raya Bayongbong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota menolak memberikan komentar.
“Kami masih menunggu hasil musyawarah yang akan dilaksanakan di MUI. Lagi pula ketua panitianya saat ini tidak ada,” komentar salah seorang panitia.(Aep Hendy S)***