Pelaku Pembunuhan di Darmaraja, Dinyatakan Sehat Jasmani dan Rohani

HUKUM85 views

SUMEDANG, (KAPOL).- Kapolres Sumedang AKBP Hari Brata menyatakan Cece alias Entoy,tersangka pelaku pembunuhan dalam karung yang terjadi Desa Sukaratu, Kecamatan Darmaraja Senin 9 Oktober tempo lalu,  sehat secara rohani dan jasmani.

Selama ini adanya asumsi masyarakat setempat yang menganggap pelaku mengalami gangguan jiwa terbantahkan.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh AKBP Hari Brata saat memantau langsung menjelang rekontruksi kasus pembunuhan yang sempat menggegerkan warga Darmaraja.

“pelaku sehat secara jiwa dan rohani. Tim kita sudah melakukan pengecekan psikologis (pelaku). Hasil pengecekan ya sehat,” ujar Hari.

Ia menyebutkan, sebenarnya pelaku tidak ada niat membunuh. Tapi karena korban berperilaku kasar, akhirnya pelaku kehilangan kontrol dan terjadilah pembunuhan itu.

Bukti-bukti pendukung yang diamankan dari kasus pembunuhan itu antara lain, peci/kopeah warna hitam, jam tangan warna perak milik korban, potongan kabel listrik, sepasang sendal warna coklat milik korban dan sebilah golok yang dipakai pelaku membacok korban.
Sementara itu pada reka ulang yang dilakukan jajaran Sat-Reskrim Polres Sumedang terdapat 47 adegan.

Reka ulang dimulai dari saat korban Opik alias (Endit) berada di rumah saudara korban di Dusun Cibarengkok, Desa Darmaraja pukul 09.00 hari Jumat (6/10/2017).

Dirumah saudaranya itu, korban sempat minum kopi yang disuguhkan tuan rumah.
Selang berapa waktu, korban Endit, terlihat oleh saksi Caca berjalan kaki di sekitar wilayah Dusun Cipeundeuy tak jauh dari TKP.

Korban juga terlihat diseputaran warung Mumu masih di sekitar itu.
Siang harinya, ketika korban ada di pinggir Sungai Cihonje dekat kebun bambu. melintaslah, tersangka Cece yang melontarkan perkataan “Jalmi teh nanaonan ker kikituan di deket kebon awi, ari sholat mah kudu na ge di Mesjid, gawe atuh nu puguh”.

Pada adegan ke 8, setelah melontarkan kalimat itu, pelaku pulang ke rumahnya, tiba pukul 11.45.

Tidak lama kemudian, saat Cece sudah dirumah, datanglah korban dari arah halaman belakang dan mengetuk pintu rumah tersangka sambil mengucapkan salam.

Tersangka melihat korban dari kaca jendela dan membukakan pintu.
Saat itu korban langsung marah-marah sambil mencekik leher tersangka.

Terjadilah bersitegang dan perkelahian antara tersangka dan korban hingga adanya pembacokan yang membuat korban terkapar.
Korban yang sudah tidak berdaya, kemudian dimasukan ke dalam karung dalam keadaan terikat.

Padahal saat itu korban masih bernapas namun tidak bergerak.
“Pada adegan ke 35 tersangka mengikat ujung karung dengan potongan tali kain bekas sabuk,” ujar petugas.

Tersangka kemudian, melihat situasi keadaan sekitar luar rumah. Setelah kurang lebih 2-3 jam, yakni sekitar pukul 15.30 saat sekitar rumah sepi, tersangka mengangkat karung yang berisikan korban. Saat itu tersangka tidak mengetahui apakah korban masih hidup atau meninggal dunia.

Pada adegan ke 41 tersangka membawa karung keluar, dan membuangnya karung itu di kebun samping rumah tersangka.
Hingga akhirnya misteri mayat dalam karung itu terungkap setelah salah satu tetangga Wiwi mengendus bau tak sedap pada Senin (9/10) pagi.
(Nanang Sutisna)***