Pemilih Lansia Kebingungan Nyoblos

POLITIKA10 views

PADAKEMBANG, (KAPOL).-Menjelang Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden pada 17 April depan, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tasikmalaya menggelar simulasi pemungutan suara di TPS berbasis pemilih pedesaan di Desa Cisaruni Kecamatan Padakembang Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (31/3/2019).

Namun dari hasil simulasi ini diketahui masih banyak warga yang kebingungan karena banyaknya kertas suara yang harus dicoblos pada pemilu, khususnya mereka kaum lanjut usia (lansia). Mungkin bagi mereka pemilu kali ini cukup merepotkan, karena banyaknya kertas suara yang harus di coblos, ditambah besarnya kertas suara yang mereka buka di bilik TPS.

Komisioner KPU Kabupaten Tasikmalaya, Jajang Jamaludin mengatakan, simulasi pemungutan suara ini dilakukan seperti halnya pemilu sebernarnya tanpa adanya rekayasa. Salah satunya seperti mempergunakan TPS serta para pemilih asli sesuai DPT (Daftar Pemilih Tetap). Hanya saja dalam simulasi ini menggunakan kertas suara yang bukan asli atau hanya contoh.

“Simulasi pemungutan suara ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana permasalahan ataupun kendala di TPS saat pelaksanaan pemungutan suara di daerah berbasis pedesaan. Lantas untuk selanjutnya di jadikan bahan kajian dan evalusi, serta menjadi acuan teknis pihak penyelenggara,” jelas Jajang.

KPU Kabupaten Tasikmalaya menemukan beberapa catatan kendala dalam simulasi pemungutan suara berbasis pedesaan ini. Yakni kurangnya fasilitas untuk administrasi seperti meja, serta masih banyaknya para pemilih lansia yang kebingungan karena banyaknya kertas surat suara, sehingga harus diberi pendamping.

Salah satunya Nurhayati (62) mengaku sangat sulit ketika harus memcoblos 5 surat suara sekaligus dalam satu waktu di bilik suara. Apalagi saat harus mencari calon pilihannya di kertas yang mana. Ia berharap adanya pendamping bagi kaum lansia sepertinya. Sehingga bisa membantu saat waktu pencoblosan.

“Mungkin jika dibiarkan sendirian, orang tua seperti kita akan kebingungan lagi saat mencoblos di TPS. Maka diperlukan adanya pendamping,” jelas dia. (Aris Mohamad F)***